Pengungsi Rohingya Ngotot Menolak Dipulangkan ke Myanmar

Pengungsi Rohingya Ngotot Menolak Dipulangkan ke Myanmar
Pengungsi Rohingya berebut bantuan. Foto: Reuters

jpnn.com, COX’S BAZAR - Sekitar 300 warga Rohingya berkumpul di salah satu sudut kamp pengungsi Palongkhali di tepi Sungai Naf, Bangladesh, kemarin (22/1). Mereka mendengarkan orasi salah seorang rekannya yang memegang pengeras suara tentang repatriasi.

Mereka menuntut jaminan keamanan dan kesejahteraan dari pemerintah Myanmar setelah pulang nanti.

’’Jika mereka memaksa kita pulang, kita harus melawan,’’ seru Sayed Noor, salah seorang pengungsi yang berdiri di tengah kerumunan tersebut, sebagaimana dilansir Associated Press.

Hanya para pengungsi Rohingya yang bersedia pulang yang boleh direpatriasi. Demikian syarat utama repatriasi yang ditetapkan pemerintah Bangladesh. Karena itu, mereka yang tak mau pulang boleh tetap tinggal di Bangladesh.

Pulang, bagi Noor dan sebagian besar pengungsi Rohingya lainnya, adalah hal utama yang mereka hindari. Akhir Agustus lalu, dia dan ratusan ribu warga Rohingya lainnya bertaruh nyawa meninggalkan permukiman mereka di Myanmar.

Waktu itu, mereka menghindari konflik sektarian yang dipicu aksi kelompok militan Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) di Rakhine.

Setelah susah payah meninggalkan Myanmar dan akhirnya tiba di Bangladesh, Noor beranggapan bahwa pulang hanya akan menambah masalah. Apalagi, rumah dan ladang mereka di Rakhine sudah musnah.

’’Kalau kami disuruh pulang, pemerintah Myanmar harus bisa menjamin keamanan kami. Kami juga menuntut pemerintah mengembalikan rumah serta sawah dan ladang kami seperti semula,’’ papar Noor.

Program repatriasi pengungsi Rohingya tak berjalan mulus. Masih banyak pengungsi yang menolak dipulangkan ke Myanmar

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News