Penjaga Krematorium Semarang Melihat Sosok Putih Bermata Hitam, Tak Bisa Lari, Mulut Terkunci

Penjaga Krematorium Semarang Melihat Sosok Putih Bermata Hitam, Tak Bisa Lari, Mulut Terkunci
Krematorium di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang tampak depan. Foto: Nur Chamim/Jawa Pos Radar Semarang

jpnn.com, SEMARANG - Suasana cukup sunyi saat awak Radar Semarang mendatangi krematorium Kota Semarang yang terletak di Kecamatan Tembalang, Rabu (28/7) lalu.

Minim cahaya. Hanya lampu kantor saja yang dibiarkan menyala.

Seorang penjaga, Pak Slamet, belum memberi kesempatan kru Radar Semarang menelusuri sejumlah ruangan.

"Kalau ke sini jangan malam-malam, Mas. Siapa pun tidak saya izinkan datang ke sini malam hari,” kata pria yang sudah mengabdi selama 34 tahun itu.

Keesokan harinya, Pak Slamet berkenan menemani jalan-jalan untuk melihat suasana gedung krematorium.

Awalnya tidak ada perasaan aneh saat berada di gedung bagian atas.

Namun, ketika beranjak ke salah satu tempat pembakaran jenazah yang berada di pojok bangunan, tiba-tiba ada rasa panas, sesak, dan mual.

Padahal tidak ada prosesi apa pun. Kondisi krematorium menjelang maghrib sudah kosong.

Sebelum kejadian itu, si penjaga krematorium merupakan sosok yang pemberani. Namun, dia trauma.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News