Penjelasan Pakar Soal BPA dan Bahasannya Agar Masyarakat Tidak Salah Kaprah

Penjelasan Pakar Soal BPA dan Bahasannya Agar Masyarakat Tidak Salah Kaprah
Anguis Institute for Health Education Bersama Lembaga Riset Ikatan Dokter Indonesia (LR-IDI) mengadakan Diskusi BPA Session dengan tema “How to Understand BPA Information Correctly” Rabu (6/12). Foto: Dok LR-IDI

Menurut panelis Pakar Polimer ITB, Ir. Akhmad Zainal Abidin, M.Sc, PhD, reaksi dari bahan beracun seperti BPA dan Phosgene setelah di proses menjadi polikarbonat adalah senyawa yang aman karena merupakan polimer, sifat kimianya berubah, tidak seperti komponen penyusunnya serta aman dan cenderung tidak reaktif.

Migrasi BPA dari wadah makanan dan minuman bisa saja terjadi pada kondisi sebagai berikut: Kondisi kemasan yang rusak, Kontak langsung antara makanan dan kaleng, Makanan dengan lemak tinggi, Kemasan yang lebih tipis, waktu kontak dan Kemasan makanan yang mengalami peningkatan suhu.

Dr. Karin Wiradarma, M.Gizi, Sp.GK menyampaikan bahwa metabolisme BPA dalam tubuh manusia setelah diserap oleh saluran cerna, BPA akan ditranspor ke hati.

Sebesar 90 persen bentuk tidak aktif dan selanjutnya akan dikeluarkan melalui urin dan feces, sedangkan 10 persen merupakan bentuk aktif yang memberikan pengaruh negative pada tubuh.

Namun, mengingat jumlahnya sangat kecil dibandingkan batas yang ditetapkan oleh berbagai lembaga pengawasan makanan dan minuman dunia, BPOM di Indonesia maka kiranya masih dibutuhkan kajian ilmiah lebih lanjut dalam hubungannya dengan kesehatan manusia.(ray/jpnn)

Pakar Polimer ITB, Ir. Akhmad Zainal sebut reaksi dari bahan beracun seperti BPA dan Phosgene setelah di proses menjadi polikarbonat adalah senyawa yang aman.


Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News