Penjual Bunga Australia Rugi Jutaan Dolar Akibat Lockdown di Hari Valentine
Penjual bunga dorong beli bunga lokal
Anna mengatakan banyak petani mencari kompensasi atas kerugian selama akhir pekan, tetapi mereka telah meminta warga Victoria untuk mendukung usaha kecil.
Ini menjadi perhatian penjual bunga dari Melbourne Shane Sipolis.
"Ketika akhir pekan, semuanya mati, telepon berhenti berdering," katanya.
"Kemudian sekitar jam makan siang pada hari Minggu, klien-klien setia kami mulai memesan bunga dari rumah, mengeluarkan kami dari situasi yang mengkhawatirkan."
Selama Hari Valentine, tidak ada kerumunan serta masih ada seribu batang mawar yang tersisa.
"Tapi setiap orang telah membantu kami, memungkinkan kami untuk tetap bertahan," tutupnya.
Diterjemahkan oleh Mariah Papadopoulos dari artikel dalam bahasa Inggris yang bisa dibaca di sini.
Ikuti berita seputar pandemi Australia dan lainnya di ABC Indonesia
Cheryl Roehrich, seorang penanam bunga dari Trentham di negara bagian Victoria, Australia telah menghabiskan waktu setahun untuk mempersiapkan salah satu hari terpenting di hidupnya: Hari Valentine
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara
- Tanggapan Mahasiswa Asing Soal Rencana Australia Membatasi Jumlah Mereka
- Dunia Hari Ini: Empat Warga India Tewas Tertimpa Papan Reklame
- Bakamla RI Menjemput 18 Nelayan Indonesia di Australia, Lihat
- Dunia Hari Ini: Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi, 37 Orang Tewas
- Verifikasi dengan Swafoto Bersama Kartu Identitas: Seberapa Aman dan Bisa Diandalkan?