Penjual Bunga Australia Rugi Jutaan Dolar Akibat Lockdown di Hari Valentine

Cheryl Roehrich, seorang penanam bunga dari Trentham di negara bagian Victoria, Australia telah menghabiskan waktu setahun untuk mempersiapkan salah satu hari terpenting di hidupnya: Hari Valentine.
- Industri bunga Victoria memperkirakan kerugian akan mencapai "jutaan" karena 'lockdown' kilat bertepatan dengan Hari Valentine
- Seorang penanam bunga di Trentham kehilangan 80 persen persediaannya dalam satu hari
- Para petani mendesak warga Victoria untuk mendukung petani dan toko bunga lokal
Menyambut hari tersebut, ia telah menyiapkan banyak bunga yang telah dipotong untuk lima pernikahan yang telah direncanakan.
Namun, segala aktivitasnya harus terhenti ketika Pemerintah negara Victoria mengumumkan 'lockdown' cepat selama lima hari pada Jumat sore (11/1) lalu.
"Jam 1, saat [lockdown] diumumkan, industri ini mengalami kekacauan," kata Cheryl.
"Bunga-bunga sudah disiapkan, siap dipakai untuk pernikahan, tanaman telah dipetik dan truk sudah mulai mengantar produk kami, [lockdown] ini telah merusak bisnis kami," katanya lagi.
"Ini adalah ketiga kalinya banyak bunga kami pada dasarnya terbuang percuma, dan tidak ada yang bisa kami lakukan."
Sebanyak 80 persen stok bunga mereka tersebut telah terbuang cuma-cuma selama akhir pekan, beberapa di antaranya bunga seperti hydrangea, protea dan tanaman hijau.
Cheryl Roehrich, seorang penanam bunga dari Trentham di negara bagian Victoria, Australia telah menghabiskan waktu setahun untuk mempersiapkan salah satu hari terpenting di hidupnya: Hari Valentine
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS