Penjual Bunga Australia Rugi Jutaan Dolar Akibat Lockdown di Hari Valentine

Penjual Bunga Australia Rugi Jutaan Dolar Akibat Lockdown di Hari Valentine
Penjual bunga di Melbourne, Liz Ricci mengatakan ia tidak memiliki cukup tempat untuk meletakkan bunga-bunganya setelah mengalami kerugian di Hari Valentine. (Supplied: Liz Ricci)

'Harus berapa kali?'

Kini, Cheryl mempertanyakan langkah berikutnya.

"Harus berapa kali bisnis kecil menerima pukulan seperti ini, dan [berusaha] bangkit kembali?" katanya.

Ia mengatakan setelah 'lockdown' pertama, dirinya sempat 'ragu' untuk menanam bunga sebagai persediaan musim berikutnya.

"Akhirnya kita melakukannya, tapi ada 'lockdown' lagi. Apakah kami tetap terus menanam? Apakah kami tetap menunggu sampai semua ini selesai?"

Di pusat kota Melbourne, penjual bunga Liz Ricci mengatakan 'lockdown' yang baru diberlakukan, ditambah pergerakan warga yang tak boleh lebih dari lima kilometer dari rumah, telah mengurangi jumlah pejalan kaki yang adalah pelanggannya.

"Kami hanya menjual 30 persen dari yang biasanya kami jual," katanya.

Liz mengatakan pesanan online masih berjalan, tapi itu tidak cukup.

"Beberapa dari bunga ini hanya akan menjadi sampah," ujarnya.

Cheryl Roehrich, seorang penanam bunga dari Trentham di negara bagian Victoria, Australia telah menghabiskan waktu setahun untuk mempersiapkan salah satu hari terpenting di hidupnya: Hari Valentine

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News