Penjualan Anjlok, Tesla Terpaksa Pangkas Harga Mobil Listrik

Penjualan Anjlok, Tesla Terpaksa Pangkas Harga Mobil Listrik
Ilustrasi mobil listrik Tesla Model S. Foto: Tesla

Perusahaan milik Elon Musk itu juga harus menghadapi ancaman kompetitor dari China seperti BYD, Nio, dan Li Auto yang mulai masuk ke kawasan pasar mobil yang dikuasai, seperti Amerika Serikat dengan menawarkan mobil listrik harga terjangkau, tetapi berkualitas tinggi.

Di samping menurunkan harga produk mobil listriknya, Tesla juga memangkas harga teknologi Full Self-Driving (FSD) dari USD 12.000 (Rp 194,8 juta) menjadi USD 8.000 (Rp 129,8 juta).

Harga berlangganan bulanan teknologi tersebut juga turun dari USD 199 (Rp 3,2 juta) menjadi USD 99 (Rp 1,6 juta), karena melemahnya permintaan dan persaingan harga.

Tidak hanya bagi Tesla, produsen mobil listrik Tiongkok juga menjadi ancaman bagi produsen dari Amerika Serikat dan Eropa lainnya.

Di Amerika Serikat, Senator Sherrod Brown mengatakan bahwa mobil listrik buatan Tiongkok harus dilarang didistribusikan di sana, karena dianggap mengancam industri otomotif negara tersebut.

Sementara itu di Eropa, Komisi Eropa mempertimbangkan untuk menjatuhkan tarif bagi mobil listrik buatan Tiongkok.

Bagi pelaku industri otomotif, solusi itu dinilai tidak efektif, karena justru diyakini akan mengganggu industri dalam jangka panjang. (carbuzz/ant/jpnn)


Tesla terpaksa memangkas harga jual mobil mereka di sejumlah pasar kunci seperti Amerika Serikat, China, dan Eropa.


Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News