Penyadapan Bukan Hal Baru di Dunia Internasional

Penyadapan Bukan Hal Baru di Dunia Internasional
Pengamat Hubungan Internasional LIPI, Ganewati Wulandari. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat Hubungan Internasional LIPI, Ganewati Wulandari megatakan isu penyadapan seperti yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dan Australia terhadap sejumlah negara termasuk Indonesia bukan hal baru.

Namun, kata Ganewati, ada catatan yang harus digarisbawahi, bahwa penyadapan ini membuktikan tak ada teman abadi di dunia internasional.

"Satu hal yang menarik adalah, penyadapan ini membuktikan tidak ada teman abadi dalam pertemanan internasional," kata Ganewati Wulandari dalam diskusi soal penyadapan oleh AS dan Australia di Cikini, Jakarta, Sabtu (9/11).

Dikatakan Genewati, isu penyadapan ini bukanlah hal baru di dunia internasional. Bahkan dia menengarai penyadapan sudah ada sejak peradaban manusia mulai ada. "Pada Perang Dunia I dan II, kita lihat praktek (penyadapan) tersebut juga terjadi dan lazim," jelasnya.

Dia juga mengungkapkan bahwa ada sejumlah negara justru membuat perjanjian khusus untuk saling tukar informasi intelejen. Perjanjian ini menurutnya muncul setelah Perang Dunia II dan itu bersifat resmi.

"Bahkan, Setelah Perang Dunia II AS, Australia, Selandia Baru, Kanada dan Inggris, mereka mengikat perjanjian dimana mereka saling bertukar data intelejen, ini resmi," ujar Ganewati.

Karena itu Ganewati menilai informasi Edward Snowden soal penyadapan itu bukan hal baru. Bahkan untuk Indonesia penyadapan ini bukan yang pertama, karena sebelumnya Kedutaan Besar Indonesia di Myanmar juga pernah disadap Pemerintah Myanmar.

"Kita pernah alami penyadapan pada 2004. Ketika kedubes kita di Myanmar disinyalir disadap Myanmar," kata Ganewati sembari menambahkan, penyadapan memang dilarang dalam perjanjian Wina, tapi sulit mengatur aparat intelijen untuk tidak melakukannya.(Fat/jpnn)


JAKARTA - Pengamat Hubungan Internasional LIPI, Ganewati Wulandari megatakan isu penyadapan seperti yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dan Australia


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News