Penyaluran Kredit dari Dana Titipan Pemerintah di BRI dan Mandiri Sudah Melebihi Target

Penyaluran Kredit dari Dana Titipan Pemerintah di BRI dan Mandiri Sudah Melebihi Target
Uang Rupiah. Foto: JPNN

Menurutnya, nasabah existing selain perlu restrukturisasi kredit, juga perlu tambahan modal kerja. "Supaya tidak berhenti usahanya dan tidak PHK orang," kata Sunarso.

Ia menjelaskan dari sisi sektor, sebanyak 50,4 persen disalurkan untuk perdagangan besar dan eceran, serta 23 persen pertanian, perburuhan, dan kehutanan.

Sebarannya di seluruh wilayah Indonesia, dan paling besar di Jawa, khusunya Jawa bagian selatan. "Karena UMKM masih banyak di Jawa, dan di Jawa didominasi Jawa bagian selatan," ujarnya.

Di sisi lain, Sunarso juga melaporkan bahwa dalam kondisi sulit BRI masih mampu menumbuhkan aset 7,7 persen. Mayoritas dalam bentuk aset kredit yang masih tumbuh 5,2 persen.

Simpanan masyarakat tumbuh 13,5 persen. Laba selama enam bulan terakhir 2020 Rp 10,2 triliun, meskipun secara year on year turun 36,9 persen dibanding tahun lalu.

Aset kredit simpanan naik. Bahkan, melebihi penyaluran kredit. Artinya, ada permasalahan di permintaan kredit.

Sebab, BRI melakukan restrukturisasi kredit sampai Rp 189 triliun, yang itu kemudian mengurangi daya keuntungan bank. Sehingga hanya membukukan laba Rp 10,2 triliun, dan pertumbuhannya 36,9 persen.

Plt Dirut PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Heri Gunardi menjelaskan pihaknya sudah menyalurkan Rp 32 triliun kepada 78.759 debitur, dari dana PEN dari pemerintah Rp 10 triliun.

Penyaluran kredit untuk UMKM yang terdampak Covid-19, yang berasal dari dana titipan pemerintah pada Bank Mandiri dan BRI sudah melampaui target.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News