Penyandang Disabilitas Tak Butuh Belas Kasihan

Ia lantas menjelaskan, manusia telah mencoba bertahun-tahun untuk mengubah penyandang disabilitas.
“Tapi itu tak berhasil. Kemudian apa yang kita lakukan? Kita masih mencoba untuk mengubah masyarakat dan itu juga masih tak berhasil,†sebut kepala unit inklusi disabilitas dan masyarakat di Universitas Flinders ini.
“Kita butuh untuk membantu mereka mengembangkan hubungan dengan orang yang bisa mengadvokasi, membimbing, dan menciptakan modal sosial, hubungan yang membawa nilai."
"Mengapa? Karena penyandang disabilitas ingin kualitas hidup yang baik,†sambungnya.
Caroline lalu menuturkan, masyarakat seharusnya memiliki pola pikir inklusif.
Ia mengemukakan, masyarakat yang inklusif cenderung menciptakan fasilitas ‘full’ akses, desain universal dan kondisi saling ketergantungan antara orang dengan dan tanpa disabilitas.
“Tapi harus diingat, diterjunkan ke tengah masyarakat, bagi penyandang disabilitas itu belum cukup. Kuncinya adalah produktivitas.â€
Peran yang bernilai disebut Caroline sebagai sesuatu yang dibutuhkan penyandang disabilitas.
Isu disabilitas dialami hampir semua negara di dunia. Untuk mengatasinya, pakar disabilitas dari Universitas Flinders Australia Caroline Ellison,
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan