Penyanyi asal Banten Nyaris jadi Korban Perdagangan Manusia

Penyanyi asal Banten Nyaris jadi Korban Perdagangan Manusia
Penyanyi asal Banten Nyaris jadi Korban Perdagangan Manusia
SERANG - Niat mengadu keberuntungan atau merubah nasib di negeri orang tidak selalu membuahkan hasil yang manis. Hal tersebut dialami Kely Kania Wiyanti (19). Karena memiliki keahlian menyanyi, oleh orang yang baru dikenalnya, ia ditawarkan bekerja di Korea Selatan (Korsel) sebagai penyayi di sebuah tempat karaoke dengan iming-iming gaji yang besar. Setelah bekerja, pihak perusahaan menuntut Kely melakukan hal yang tidak sesuai dengan isi kontrak kerjanya.

     

Kely mengatakan, dalam perjanjian kontrak kerjanya, ia akan dipekerjakan sebagai penyayi di sebuah tempat karaoke dengan gaji Rp 4 juta per bulan. Namun, setelah dua hari menjalani pekerjaannya, pihak perusahan mulai memintanya mengosumsi minuman keras.

“Dari situ saya sudah merasa aneh karena tidak sesuai dengan perjanjian yang tertera di surat kontrak. Dalam perjanjian yang tertera disurat kontrak kerja sudah ada penjelasan bahwa dilarang mengosumsi minuman keras (miras) dan Narkoba. Karena menolak, saya dimarahi oleh manajeman tempat saya kerja. Setelah itu, saya menghubungi pihak keluarga yang di Pandeglang dan menceritakan kejadian tersebut,” kata warga Kampung Cikondang, Kelurahan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang saat berada di kantor Tim Pengacara Muslim (TPM) Provinsi Banten, Ciceri, Kota Serang, Minggu (22/7) malam.

   

Kely menambahkan, setelah tiga hari bekerja, ia menerima telefon dari Aris yang merupakan Ketua Komunitas Muslim Mushola Al Ikhlas Korsel. “Dia (aris-red) mengatakan akan menyelamatkan saya dan akan memulangkan saya ke Indonesia. Dia juga mengatur strategi dengan meminta saya  berpura-pura pingsan pada saat bekerja. Awalnya saya ragu, tapi karena tidak ingin bekerja dengan melakukan yang haram, akhirnya saya mengikuti saran Aris. Setelah pingsan, saya di bawa ke sebuah Rumah Sakit di Degu. Setelah itu, saya dijemput oleh Aris dan ditampung di Komunitas Muslim Mushola Al Ikhlas hingga akhiornya saya bisa kembali ke Indonesia,” jelasnya. 

   

SERANG - Niat mengadu keberuntungan atau merubah nasib di negeri orang tidak selalu membuahkan hasil yang manis. Hal tersebut dialami Kely Kania

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News