Penyidikan Pemerkosaan Disabilitas di Lutim Penuh Kejanggalan, Kantor Polisi Didemo Keluarga Korban
jpnn.com, LUWU TIMUR - Keluarga disabilitas yang menjadi korban pemerkosaan melakukan aksi demonstrasi di Kantor Polres Luwu Timur (Lutim), Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Rabu (21/2).
Aksi itu mereka lakukan untuk mendesak penyidik Polres Lutim segera menetapkan tiga orang terduga pelaku pemerkosaan sebagai tersangka dugaan tindak pidana kekerasan seksual.
Dalam orasi di Kantor Polres Lutim, N selaku paman korban menyoroti proses pemeriksaan yang dilakukan oleh penyidik yang terkesan melindungi terduga pelaku.
Menurutnya, tiga orang terduga pelaku bahkan tidak pernah dibahas penyidik dalam proses pemeriksaan kasus pemerkosaan disabilitas itu.
"Pada saat saya diperiksa sebagai saksi, dalam pertanyaan yang diajukan penyidik, mengarah pada hubungan persetubuhan antara keponakan saya dengan salah satu pelaku. Bukan peristiwa pemerkosaan," ungkap N.
Padahal, lanjutnya, penyidik sendiri tahu dengan jelas bahwa setelah membuat laporan polisi, keluarga langsung melarikan korban ke Rumah Sakit.
"Dari rekam medik yang kami pegang, ada luka di organ vital dan bagian tubuh lainnya,” ujar N melalui keterangannya yang diterima di Makassar, kemarin.
Paman korban juga mempertanyakan dasar penyidik polisi menyatakan kasus yang dialami keponakannya bukanlah pemerkosaan, melainkan persetubuhan.
Kantor polisi Polres Luwu Timur (Lutim) didemo keluarga korban terkait penanganan kasus pemerkosaan disabilitas yang penuh kejanggalan. Ada apa?
- 5 Oknum Polisi Ditangkap, Atasannya Perlu Diperiksa
- Atasan 5 Oknum Polisi yang Terlibat Narkoba di Depok Harus Diperiksa
- Awalnya Diajak Jalan-Jalan, 2 Gadis Kemudian Diperkosa Tiga Remaja
- 2 Gadis Diperkosa 3 Remaja di Lombok Tengah, Begini Kasusnya
- Jasa Raharja Berangkatkan Disabilitas Mudik Gratis Naik Kereta Api dari Stasiun Senen
- Penipu yang Menyamar sebagai Polisi Ditangkap, Ternyata Terlibat Kasus Pemerkosaan