Penyidikan Pemerkosaan Disabilitas di Lutim Penuh Kejanggalan, Kantor Polisi Didemo Keluarga Korban

Penyidikan Pemerkosaan Disabilitas di Lutim Penuh Kejanggalan, Kantor Polisi Didemo Keluarga Korban
Keluarga disabilitas korban kekerasan seksual saat melakukan aksi di depan Kantor Polres Luwu Timur, Sulsel, Rabu (21/02/2024). ANTARA/HO-Dok.pribadi

Selain itu, sejak melaporkan peristiwa ini pada 16 November 2023, pihak keluarga korban kerap sulit mendapatkan informasi perkembangan perkara.

Pihak keluarga bahkan tidak diberi kabar terkait olah TKP yang dilakukan penyidik. Padahal, lokasinya sangat dekat dari rumah korban yang penyandang disabilitas.

"Sejak awal penyelidikan, kami merasa bahwa ada hal yang sengaja ditutup-tutupi oleh penyidik. Misalnya, di awal sebelum kami didampingi oleh LBH Makassar, kami sulit memperoleh informasi perkembangan proses hukum dari penyidik. Bahkan yang lebih menyakitkan lagi, saya dilaporkan ke Polisi,” tuturnya.

Sementara itu, Tim Kuasa Hukum Korban dari LBH Makassar Nur Alisa membenarkan pernyataan tersebut.

Nur menjelaskan bahwa sejak awal penanganan kasus itu pihaknya menemukan beberapa kejanggalan. Misalnya, pada pemeriksaan pertama korban, keluarga dilarang untuk mendampingi.

Kemudian, adanya upaya kriminalisasi terhadap keluarga korban dalam bentuk laporan polisi oleh salah satu karyawan hotel yang namanya masuk sebagai daftar terduga pelaku.

"Dia (pelapor) ikut serta berperan dalam terjadinya tindak pidana pemerkosaan. Bahkan, pihak korban tidak diberi informasi apa pun terkait olah tempat kejadian perkara yang dilakukan penyidik," tuturnya.

Menurut Nur Alisa, dari rangkaian kejanggalan di atas menunjukkan keberpihakan penyidik bukan kepada korban pemerkosaan.

Kantor polisi Polres Luwu Timur (Lutim) didemo keluarga korban terkait penanganan kasus pemerkosaan disabilitas yang penuh kejanggalan. Ada apa?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News