Peran Generasi Muda dalam Mengatasi Krisis Pangan

Oleh: Fransiscus Go, Pemerhati Pendidikan dan Ketenagakerjaan

Peran Generasi Muda dalam Mengatasi Krisis Pangan
Pemerhati Pendidikan dan Ketenagakerjaan Fransiscus Go. Foto: dok.pribadi for JPNN.com

Pemuda dan Petani Milineal

Pemerintah Indonesia terus membuat berbagai kebijakan dalam rangka menyongsong Generasi Emas 2045.

Indonesia diprediksi akan memiliki bonus demografi berupa jumlah penduduk sebesar 70% dalam usia produktif. Tentu bonus demografi ini merupakan peluang emas bagi Indonesia.

Generasi muda bisa mengambil peran secara langsung dalam mewujudkan ketahanan pangan Indonesia. Terlebih lagi, generasi muda tumbuh bersama dengan teknologi digital yang semakin berkembang lebih baik.

Adanya augmented reality pun berperan dalam mewujudkan teknologi modern jauh melebihi kekuatan masa lampau. AI membuat segala yang tidak mungkin menjadi mungkin. Sekat keterbatasan semakin menipis seiring dengan berkembangnya teknologi AI.

Dalam mewujudkan ketahanan pangan, pemuda dan petani milenial bisa dibekali dengan teknologi AI. Ide lain terkait peran generasi muda pernah saya tuliskan dalam opini yang berjudul “Pramuka: Prajurit Muda Ketahanan Pangan”.

Sekolah-sekolah bisa mengenalkan metode smart farming, pertanian berbasis teknologi sejak mereka SD hingga perguruan tinggi.

Kesadaran tentang pentingnya peran generasi muda perlu ditumbuhkan sejak dini. Keterlibatan langsung para pemuda akan membantu regenerasi profesi petani pada masa depan.

Dengan bekal teknologi, para pemuda dan petani milenial akan tertarik untuk menerapkan sistem pertanian modern. Petani tidak akan lagi identik dengan petani berlumpur dan miskin.

Fransiscus Go yang merupakan pemerhati pendidikan dan ketenagakerjaan mengulas mengenai peran generasi muda dalam mengatasi krisis pangan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News