Peran Kementan Menjaga Ketahanan Pangan-Regenerasi Petani di Kalsel

jpnn.com, BANJARBARU - Ketahanan Pangan merupakan hal penting yang perlu dijaga dan diupayakan terlebih dengan adanya dampak perubahan iklim dan fenomena El Nino.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memperingatkan sejumlah ancaman ketahanan pangan yang bakal mengadang.
Salah satunya, kata dia, potensi fenomena El Nino yang memicu anomali suhu menjadi lebih panas dan kering saat musim kemarau dibandingkan musim kemarau biasanya.
"Ini adalah bagian-bagian untuk mengkonsolidasi, kekuatan dan potensi pertanian, di dalam menjaga ketahanan pangan nasional kita," kata Syahrul.
Dia menambahkan tak hanya dampak fenomena iklim El Nino yang berpotensi memberi ancaman kekeringan cukup parah terhadap pertanian.
"Tetapi, ketegangan politik yang terjadi di berbagai belahan dunia turut memberi tantangan yang cukup besar terhadap pembangunan sektor pertanian dan ketahanan pangan negara," kata Syahrul.
Sementara, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan tantangan pembangunan pertanian, climate change, degradasi lahan, saprodi terbatas, pupuk kimia mahal, produksi tidak efisien dan menurun.
“Masalah pangan adalah masalah yang sangat utama dan menentukan hidup matinya suatu bangsa. Oleh karena itu gencarkan olah tanah, olah tanam, dan manfaatkan lahan pekarangan, terutama pangan lokal. Semua harus mendukung gerakan ketahanan pangan nasional,” tutur Dedi.
Dalam menjaga ketahanan pangan dan regenerasi petani di Kalsel, Kementan melakukan berbagai upaya.
- Stok Bulog Selama 4 Bulan Capai 3,5 Juta Ton, Terbesar Sejak Indonesia Merdeka
- Gegara Rekor Inflasi Rendah, Pemerintah Klaim Swasembasa Pangan Bakal Sukses
- Promosikan Hasil Riset GRS BPDP, AII: Bisa Dihilirisasi Petani dan UMKM
- Menjaga Visi Prabowo dan Warisan Gus Dur, IKA PMII Kawal Ketahanan Pangan
- Kolaborasi BULOG-Pupuk Indonesia Saat Panen Raya, Petani Langsung Beli Pupuk Sesuai HET
- Asuransi Jasindo Beri Perlindungan Kepada 4,5 Juta Petani & Salurkan Klaim Rp386 Miliar