Peran Krusial Pengelolaan Data Online dalam Mencapai Swasembada Gula Konsumsi

Peran Krusial Pengelolaan Data Online dalam Mencapai Swasembada Gula Konsumsi
Kepala Pusat Data dan Informasi Kementan I Ketut Kariyasa. Foto: dok kementan

Dengan perkiraan kebutuhan gula konsumsi yang mencapai 2,8 juta ton di tahun 2021 ini, maka dibutuhkan peningkatan produksi sebesar 620 ribu ton dari yang ada saat ini.

Bagus Hudoro menyambut baik hasil kerjasama antara Pusdatin dan EPIS-Korea Selatan ini karena diyakini akan melengkapi upaya-upaya yang telah dilakukan jajarannya demi mencapai target swasembada gula konsumsi.

“Strategi yang kami lakukan untuk itu diantaranya penyiapan benih tebu berkualitas dari kultur jaringan, SE, dan teknologi lainnya. Dukungan intensifikasi kebun, bongkar ratoon, rawat ratoon, hingga memperkenalkan pola kemitraan petani di sisi hilir,” disampaikan oleh Bagus pada saat pembukaan sosialisasi e-Tebu.

Bagus berharap agar seluruh pihak dalam industri gula baik jajaran direksi maupun petugas pendataan dapat terus memberikan dukungan dan melengkapi data-data yang diperlukan dalam e-Tebu.

Dalam sambutannya pada acara pembukaan kegiatan ini, pelaksana tugas Kepala Pusdatin, I Ketut Kariyasa, menyampaikan bahwa Pemerintah Korea Selatan telah bekerjasama dengan Pusdatin sejak tahun 2016 dengan membangun sistem serupa bernama Tebu Online.

Namun demikian, aplikasi tersebut dibangun hanya terbatas pada sistem operasi berbasis android, sementara aplikasi e-Tebu saat ini dibangun berbasis aplikasi website.

Dijelaskan pula oleh Ketut bahwa pembangunan aplikasi input data tebu secara online adalah bukti komitmen Pemerintah Korea Selatan dalam membantu Indonesia mencapai ketahanan pangan untuk gula konsumsi sekaligus juga ketahanan pangan di kawasan ASEAN.

Ketut menambahkan bahwa data-data pada e-Tebu akan disesuaikan dengan prinsip kebijakan Satu Data Indonesia, yaitu memiliki satu standar data dan metadata, dapat dibagipakaikan (interoperabilitas) dengan mudah dan akan menggunakan data induk yang telah ditetapkan sebelumnya.

Potensi komoditi tebu yang cukup besar menjadikan pemerintah harus mampu menyajikan data secara cepat dan akurat kepada seluruh stakeholder yang terkait

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News