Perang Dagang Australia dan Tiongkok Makin Panas, Apa yang Terjadi Sebenarnya?

Kegelisahan para eksportir menjadi benar-benar meningkat pekan lalu, ketika lobster Australia senilai A$2 juta ditinggalkan di landasan di bandara Shanghai.
Bea Cukai Tiongkok mengklaim mereka sedang menguji kadar bahan kimia pada lobster-lobster itu, tetapi efek penundaan itu membuat beberapa lobster harus dimusnahkan.
Pada saat yang sama, pengiriman kayu Queensland juga ditahan di bea cukai Tiongkok dan eksportirnya, Emerald Grain, dihentikan untuk sementara dari perdagangan gandum ke Tiongkok.
Importir di Tiongkok kemudian memberi tahu eksportir Australia jika mereka telah diperingatkan oleh petugas bea cukai untuk tidak membeli gula, gandum, anggur merah, kayu, batu bara, lobster, dan tembaga dari Australia.
Tersiar juga kabar jika Asosiasi Minuman Beralkohol Tiongkok telah meminta pemerintahnya untuk mengenakan tarif yang berlaku surut pada anggur Australia.

Bagaimana nasib ekspor Australia?
Pada dasarnya, importir Tiongkok mengatakan mereka telah diberi tahu oleh pihak berwenang jika tidak ada barang asal Australia yang akan lolos karantina setelah Jumat kemarin (6/11).
Tetapi eksportir Australia mengatakan mereka tidak menerima pemberitahuan apapun secara resmi dari Pemerintah Tiongkok dan memilih untuk menunggu untuk melihat jika terjadi sesuatu di pelabuhan Tiongkok.
Ketegangan antara Tiongkok dan Australia telah meningkat dalam beberapa waktu terakhir
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina