Perang Indonesia Melawan Virus Corona Belum Usai, Pemerintah Masih Pantau WNI di Luar Negeri

Perang Indonesia Melawan Virus Corona Belum Usai, Pemerintah Masih Pantau WNI di Luar Negeri
Menko PMK Muhadjir Effendy, KSP Moeldoko dan Menkes Terawan bicara soal antisipasi penyebaran virus corona. Foto: Humas Kemenko PMK

“Bila terjadi keadaan terburuk, kita harus tangani seperti WNI dari Hubei. Tetapi kita juga menghormati kewenangan negara dan protokol WHO yg telah ditetapkan. Saya kira kita juga akan siap untuk menghadapi itu,” tutur Menko PMK dalam Rapat Evaluasi Penanganan Covid-19 di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Senin (17/2).

Selain memantau perkembangan WNI di luar negeri, tentu saja keamanan dalam negeri juga diutamakan pemerintah.

Menko Muhadjir mengatakan pemerintah akan memperketat kewaspadaan pintu-pintu masuk ke Indonesia dari berbagai jalur yaitu darat laut dan udara, termasuk memaksimalkan peralatan yang diperlukan dalam pemeriksaan.

Pemerintah juga akan memperketat pemeriksaan riwayat perjalanan dan kesehatan dari Warga Negara Asing (WNA) yang akan masuk ke Indonesia.

“Yang akan kita lakukan adalah memperketat pintu-pintu masuk dan juga menelusuri riwayat perjalanan mereka yang masuk ke Indonesia terutama seperti yang ditetapkan Kementerian Luar Negeri misalnya mereka harus orang yang selama 14 hari terakhir tidak pernah berada di daratan pusat terjadinya penyakit ini yaitu di daratan Cina. Jadi itu akan perketat betul,” terangnya.

Pemerintah pun telah bekerja sama dengan internasional yakni dengan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Atalanta dalam penyediaan reagen primer untuk mendeteksi Covid-19.

Mengenai kesiapan fasilitas kesehatan untuk mengatasi Covid-19, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, Muhadjir mengatakan beberapa rumah sakit sudah siap menampung pasien apabila kemungkinan terburuk kasus Covid-19 muncul di Indonesia.

“Rumah sakit yang memiliki fasilitas ruang isolasi negatif adalah 26 untuk yang dikelola pemerintah dan 25 rumah sakit untuk yang dikelola swasta dan bumn. Bed untuk yang bertekanan negatif cukup memadai yaitu sekitar 227 bed. Ada ribuan ruang isolasi di rumah sakit kita. Memang diperlukan isolasi bertekanan negatif tapi hanya untuk pasien-pasien yang dalam keadaan gawat,” terang Muhadjir.

Beberapa rumah sakit sudah siap menampung pasien apabila kemungkinan terburuk muncul pasien terjangkit virus corona di Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News