Perawatan Baru Untuk Mereka yang Mengalami Depresi

Perawatan Baru Untuk Mereka yang Mengalami Depresi
Perawatan Baru Untuk Mereka yang Mengalami Depresi

"Kita bicara tentang perbedaan yang cukup besar: tidak hanya signifikan ketika Anda menganalisis data. Tapi di tingkat, dimana secara klinis Anda dapat melihat perbedaan yang jelas," kata Loo, yang juga seorang psikiater dan akademis di Black Dog Institute dan University of New South Wales.

Sebelumnya ECT diketahui bekerja dengan mengubah kimia otak dan aktivitas listrik, tapi menurut Loo hal ini tidak sepenuhnya dipahami.

"Untuk banyak hal dalam dunia kedokteran kita tidak bisa menjelaskan dengan tepat bagaimana obat bekerja - ini benar-benar terjadi di luar ECT, misalnya saat dibius umum... tapi sudah banyak penelitian soal efek ECT pada otak," Loo mengatakan.

Loo mengatakan bahwa ECT tidak bisa diresepkan dengan mudah.

Tapi menurutnya, terapi ini bukan sebagai upaya terakhir, melihat banyaknya pasien yang mungkin telah menderita selama bertahun-tahun dengan tidak ada perbaikan.

ECT juga bukan satu-satunya bentuk teknik stimulasi otak yang digunakan untuk mengobati depresi. Stimulasi magnetik transkranial (TMS) melibatkan kumparan magnet diposisikan di atas kepala pasien sadar itu.

Profesor Paul Fitzgerald, wakil direktur dan konsultan psikiater di Monash Alfred Psychiatry Research Centre, mengatakan tingkat respon TMS tidaklah setinggi dengan ECT, tapi relatif sederhana dan ditoleransi dengan baik, dengan tidak berdampak pada memori atau fungsi otak lainnya.

"Pengobatan yang telah terbukti, dalam konteks mengatasi depresi, untuk menjadi efektif," kata Fitzgerald.

Saat ini, electroconvulsive therapy atau ECT dianggap menjadi pengobatan yang paling efektif untuk depresi berat, yang belum berhasil dicapai oleh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News