Perayaan Imlek: Tiga Menu Wajib dan Maknanya

Perayaan Imlek: Tiga Menu Wajib dan Maknanya
Seorang anak ikut sembahyang pada perayaan Imlek di Klenteng Kwan Kong, Jalan Sulawesi, Makassar, Sabtu, 28 Januari. Foto: YUSUF WAHIL/FAJAR/JPNN.com

jpnn.com, BATAM - Imlek merupakan hari yang paling ditunggu oleh masyarakat Tionghoa. Sebab dipergantian tahun itu, masyarakat Tionghoa memiliki harapan baru untuk kehidupan lebih baik lagi.

Nah, tiga hari jelang perayaan imlek banyak masyarakat Thionghoa yang telah menjalankan berbagai ritual dan tradisi. Diantaranya sembahyang kepada para dewa hingga bersilaturahmi dengan keluarga.

Ketua Umum Himpunan Seni Budaya Suku Tionghoa Indonesia Kota Batam Harsono menjelaskan di tahun babi tanah, masyarakat Thinghoa berharap kehidupan yang makmur. Tak hanya untuk masyarakat Thinghoa namun untuk keseluruhan masyarakat, khususnya Batam.

"Tahun babi tanah artinya agak makmur. Namun kami memiliki harapan yang untuk tahun baru ini," terang Harsono, Sabtu (2/2).

Dijelaskannya, ritual wajib masyarakat Thinghoa jelang imlek adalah rutin sembahyang. Bahkan tiga hari jelang imlek, masyarakat Thinghoa mulai menyiapkan tiga sajian wajib.

"Dari leluhur hidangan wajib untuk disantap bersama keluarga ada tiga, yakni ikan atau sotong, ayam atau bebek, daging babi atau sapi atau kambing," jelas Harsono.

BACA JUGA: Informasi seputar Perayaan Imlek Nasional 2019, Catat ya!

Menurut dia, ketiga hindangan wajib itu memiliki arti yang sangat besar, seperti ikan dan sotong mewakili dewa laut yang artinya meminta kelancaran usaha.

Masyarakat Tionghoa seolah wajib menyajikan tiga menu ini saat perayaan Imlek, yang ketiganya punya makna simbolis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News