Perbaikan Jalur Tengah Kelar H-10

Perbaikan Jalur Tengah Kelar H-10
Perbaikan Jalur Tengah Kelar H-10

jpnn.com - JAKARTA - Sampai saat ini pemerintah masih disibukkan mempersiapkan jalur mudik untuk lebaran untuk tahun ini.

Tak hanya di jalur Pantura dan Selatan yang menjadi titik perhatian, namun juga di jalur alternatif seperti jalur tengah. Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengatakan bahwa H-10 sebelum lebaran jalur tersebut sudah bisa dilewati kendaraan.
       
Dari data yang dihimpun, jalur tengah yang dibangun yakni di Kadipaten menuju ke Majalengka. Jalur yang rusak tidak panjang. Hanya sekitar 8 kilometer. Meskipun bukan jalan utama, lajur tersebut merupakan jalan alternatif yang bisa digunakan pemudik agar terlepas dari kemacetan di jalur utara.
       
Kepastian itu dikatakan oleh Djoko Murjanto Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU) kemarin (12/7). Djoko membenarkan bahwa sekarang masih ada pengerjaan di lokasi itu. "Masih ada pengaspalan di beberapa titik jalan," paparnya.
       
Djoko menyatakan, jalan tersebut merupakan jalan provinsi Jawa Barat yang seharusnya tidak menjadi tanggungan Kementerian PU. Namun, kata dia, dengan pembangunan itu Kementerian PU berharap jalur tersebut bisa digunakan untuk . Cuma menambal jalan yang bolong. Menurut dia pekerjaan itu tidak akan memakan waktu lama. "Kami yakin H-10 sudah selesai," jelasnya.
       
Djoko menambahkan, jalur tengah sebenanrnya sangat representative digunakan sebagai jalur mudik. Pasalnya jalan tersebut tidak macet. Namun ada sejumlah kekuranga yang harus segera dilengkapi.

Misalnya jarak tempuh yang jauh dibandingkan lewat pantura atau jalur selatan. Hal itu membuat pemudik enggan menghabiskan waktunya di jalan. "Mereka ingin cepat sampai ke tujuan. Selain itu jalan itu juga tidak selebar jalan nasional, " jelasnya.
       
Tak hanya itu, jalur tengah merupakan jalan yang dikelola oleh provinsi. Konsekuensinya banyak fasilitas yang kurang. Misalnya Penerangan Jalan Umum (PJU) yang ditempatkan di kanan-kiri jalan.

Hal itu membuat penerangan di jalan kurang. Sehingga menyusahkan pengendara saat melintas di malam hari. Fasilitas lain yang kurang yakni rambu penujuk jalan. Djoko menjelaskan rambu tidak sebanyak di jalan nasional. Kekurangan yang lain.
       
Tantangan lain selama arus mudik yakni jalur yakni bencana alam. Seperti longsor dan banjir.  Khususnya di jalur tengah dan selatan. Contohnya Sumedang, Seperti Gentong dan Nagrek. Hal itu dikarenakan banyaknya pegunungan dan perbukitan. Ditambah lagi pada saat mudik cuaca diprediksi masih akan hujan. Meskipun intensitasnya tidak tinggi namun menurutnya berbahaya. "Sewaktu-waktu bisa longsor. Kami siagakan di tempat rawan," jelasnya.
       
Sedangkan untuk jalur pantura, Djoko mengklaim bahwa jalur tersebut sudah bisa digunakan saat lebaran. Menurut dia, jalan yang setiap tahunnya diperbaiki menjelang lebaran itu sudah tidak ada hambatan. "Tanggal 1 Juli lalu sudah selesai. Tidak ada pengerjaan jalan lagi. Semuanya sudah bisa dilewati," terangnya.
       
Dari data yang dihimpun tahun ini jumlah pemudik bertambah. Pemudik-pemudik itu akan menjejali jalur pantura dan selatan. Jika itu tidak cepat diatasi, maka kemacetan akan semakin parah di pantura dan selatan.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat ada kenaikan pada jumlah pemudik sebesar 3,83 persen.  Yakni dari 18.587.668 penumpang menjadi 19.299.144 penumpang. Mayoritas pemudik itu menggunakan kendaraan pribadi baik roda empat maupun roda dua.

Mobil diprediksi naik diprediksi naik 5.61persen dari 1.694.326 kendaraan menjadi 1.789.358 kendaraan. Selain itu, penggunaan sepeda motor diprediksi naik 4,persen dari 2.273.615 kendaraan menjadi 2.371.378 kendaraan. (aph)


JAKARTA - Sampai saat ini pemerintah masih disibukkan mempersiapkan jalur mudik untuk lebaran untuk tahun ini. Tak hanya di jalur Pantura dan Selatan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News