Perbatasan Dua Kabupaten di NTT Memanas

Perbatasan Dua Kabupaten di NTT Memanas
Perbatasan Dua Kabupaten di NTT Memanas

Untuk mendapat perlindungan demi keselamatan dari amukan warga,  terpaksa rombongan camat Riung, mendatangi rumah jabatan (Rujab) camat Sambi Rampas, Alo Ambo di Pota, Matim. "Mereka tiba malam hari di rumah jabatan camat Sambi Rampas untuk mendapat perlindungan. Rombongan camat Riung masuk di wilayah Matim, itu sudah sangat melanggar tapal batas dan kedaulatan wilayah Matim karena kedatangan mereka lengkap dengan pakaian dinas dengan tujuan kunjungan kerja di sekolah yang ada di desa Golo Lijun, Kecamatan Elar, Matim. Saat mereka mau pulang kembali ke Riung, warga yang ada di Buntal sudah blokir jalan dan siap untuk menyandera rombongan itu," kata Manjasari.

Di rujab Camat Sambi Rampas, rombongan mengaku kedatangan ke wilayah Matim untuk bersilatuhrami dengan lembaga sekolah Misi yang berlokasi di Desa Golo Lijun, Kecamatan Elar. Juga camat Riung bersama rombongan itu telah mengakui kesalahan yang melanggar tapal batas dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan itu.

Di rujab camat Sambi Rampas, rombongan ini diberi pengarahan oleh camat Sambi Rampas dan disarankan untuk tidak boleh melakukan hal sama yang kedua kalinya. Rombongan itu pun pulang melewati Reo-Ruteng-Borong dan terus ke Bajawa.

Lanjut Manjasari, amarah masyarakat Matim di perbatasan, khususnya warga Buntal telah diredam oleh pihak Kecamatan Sambi Rampas, Kecamatan Elar dan bersama aparat Polri dan TNI dari dua wilayah kecamatan itu. Hal ini ditandai dengan pembukaan kembali jalan yang telah ditutup dan membiarkan akses arus lalu lintas lancar. Di sini warga tetap melakukan monitoring, gerak gerik prilaku orang dari wilayah Ngada yang masuk di wilayah Matim.

BORONG-Situasi di perbatasan Kabupaten Manggarai Timur (Matim) dan Ngada, Selasa (6/3) sore kembali tegang dan memanas. Situasi ini dipicu ulah Camat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News