Percaya pada Cinta Pandangan Pertama

Percaya pada Cinta Pandangan Pertama
Muin (duduk di kursi roda) dan Murni (baju motif bunga) ketika menghadiri sebuah acara Viva di kantornya. Foto: Tabloid Nyata/JPNN.com

jpnn.com - Bagi Muin, Murni adalah wanita pilihan yang terbaik, hingga akhir nanti. Semua itu dijaganya betul dengan selalu mengingat-ingat bagaimana pertemuan mereka dulu dengan kesan yang begitu mendalam.

”Kita berdua percaya pada cinta pandangan pertama. Sebab begitu lah saya dulu pada Hiem. Saya melihatnya pertama kali dan langsung jatuh cinta lalu berjodoh,” kata Muin.

Dituturkannya, Murni sejatinya adalah tetangga kakek nenek Muin di Jalan Gembong Sawah. Tepat di seberang jalan atau depan rumah itu lah, Murni tinggal.

Muin yang sering berkunjung ke rumah kakek neneknya usai sekolah, sangat ingat jika pintu rumah keduanya saling berhadapan persis.

”Saya sering melihat istri saya itu di depan rumahnya,” kenang Muin.

Hati Muin makin berdegup kencang ketika suatu hari, ia melihat Hiem berjalan sendirian di Jalan Kapasari, pada 1947. Kala itu Hiem tengah disuruh ibunya menjual berlian untuk ongkos hidup karena ditinggal ayah Hiem yang ditangkap tentara Jepang.

”Waktu itu saya tak sangsi lagi kalau betul-betul naksir Hiem,” kenangnya.

Namun Muin gusar karena ia tak jua bisa berkenalan dengan pujaan hatinya. Barulah perkenalan keduanya pun terjadi atas jasa teman dari orang tua Murni. ”Namanya lupa siapa,” terang Muin.

Bagi Muin, Murni adalah wanita pilihan yang terbaik, hingga akhir nanti. Semua itu dijaganya betul dengan selalu mengingat-ingat bagaimana pertemuan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News