Percayalah, Razia LGBT di Depok Hanya Akan Menimbulkan Masalah Baru?
Terlepas dari banyaknya kecaman terhadap kebijakan Idris, Mami Yuli merasa tidak ada satu orangpun yang bisa dirazia hanya berdasarkan orientasi seksualnya.
Photo: Mami Yuli, mengenakan blazer abu-abu, bersama komunitas transgender di depan rumah singgah jompo di Depok. (Hermina Wulohering/Majalah Hidup)
"Kecuali [komunitas LGBT] melanggar norma [seperti] prostitusi, kami tetap punya hak seperti warga negara lainnya yang harus dilindungi", katanya.
Terkait keberadaan rumah singgah jompo khusus waria yang didirikannya di Depok, Yuli juga tidak merasa khawatir.
Menurutnya, jika komunitas LGBT selama ini bisa membawa diri, berbaur di masyarakat, menjaga sikap, dan tidak melanggar aturan, bentuk persekusi apapun tidak akan mempan.
"Saya masih percaya masyarakat sekitar kami juga pasti akan membantu kalau sampai itu [razia dan pengusiran] terjadi, karena selama ini kami tidak macam-macam atau melanggar apapun."
Yuli menyarankan agar Pemerintah Kota Depok lebih memperhatikan masalah lain yang lebih serius di wilayahnya.
Audi Manaf, aktivis Transwoman Depok menambahkan selama ini komunitas LGBT tidak mengalami gesekan di akar rumput.
Wali Kota Depok, Jawa Barat, Mohammad Idris berencana untuk melakukan razia terhadap komunitas LGBT, tapi beberapa unsur masyarakat menganggap kebijakan ini berpotensi timbulkan masalah baru
- Dunia Hari Ini: Jalan Raya di Guangdong Runtuh, 24 Orang Tewas
- Banyak Pekerja Start-Up yang Belum Tahu Haknya Sebagai Buruh
- Dunia Hari Ini: Ratusan Ribu Buruh Indonesia Turun ke Jalan Rayakan May Day
- Dunia Hari Ini: Aktivitas Gunung Ruang Kembali Meningkat
- Dunia Hari Ini: Tornado Tewaskan 4 Orang di Oklahoma
- Dick Tamimi: Sosok di Balik Band Dara Puspita yang Pernah Dituduh Menyelundupkan Emas