Perhutanan Sosial, Aksi Nyata Hadapi Perubahan Iklim

Perhutanan Sosial, Aksi Nyata Hadapi Perubahan Iklim
Menteri LHK Siti Nurbaya saat hadir sebagai pembicara di SDG2, COP 23 UNFCCC di Bonn, Jerman. Foto: KLKH for JPNN.com

Tidak kalah penting, Siti menginformasikan bahwa Indonesia memiliki aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim berupa Progran Kampung Iklim (Proklim), yang mengintroduksi budaya hidup ramah lingkungan kepada masyarakat desa, sehingga dihasilkan emisi yang rendah.

Program pengembangan ramah lingkungan ini antara lain berupa, taman bio-pharmacy, pertanian organik perkotaan terpadu, penggunaan biogas, fasilitas pengolahan limbah masyarakat, dan skema mikrohidro.

“Di Indonesia, pengelolaan hutan lestari tidak hanya jargon, tapi juga kenyataan yang dapat diimplementasikan untuk kepentingan masyarakat dalam menghadapi banyak tantangan, termasuk tantangan terkait dengan perubahan iklim,'' tegas Siti Nurbaya menutup paparannya.

Antusiasme ini disambut baik oleh Direktur Jenderal UN-FAO, Jose Graziano da Silva, yang menyatakan bahwa sudah saatnya para negara melakukan aksi nyata bersama dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global.

Selain Menteri LHK Siti Nurbaya, turut hadir sebagai narasumber, dalam pertemuan yang mengambil tema “Climate, Food and Livelihoods – Indonesia’s Challenges” ini, yaitu Menteri Perikanan Negara Republik Fiji, Semi Koroilavesau, dan Perdana Menteri Negara Tuvalu, Enele Sopoaga. (adv/jpnn)

 


Inti Perhutanan Sosial adalah memberikan akses bagi orang untuk bekerja secara legal di lahan hutan negara.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News