Peringatan Dini dari BMKG Terkait Cuaca Ekstrem

Peringatan Dini dari BMKG Terkait Cuaca Ekstrem
Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau monitor citra satelit cuaca. Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

jpnn.com, KARANGANYAR - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), menyatakan cuaca ekstrem di Indonesia akan berlangsung hingga Maret.

"Kalau menurut prediksi BMKG untuk wilayah Indonesia terjadinya cuaca ekstrem tidak serempak, silih berganti. Rata-rata puncak musim hujan Februari-Maret, khusus DIY dan Jateng berlangsung pada Januari-Februari," kata Kepala BMKG Dwikora Karnawati di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa.

Dengan demikian, dikatakannya, artinya cuaca ekstrem di Indonesia akan berlangsung sampai Maret nanti.

"Selanjutnya di kisaran April-Mei sudah memasuki musim kemarau, transisinya adalah pancaroba. Untuk ancaman bencananya beda lagi, bukan longsor atau banjir tetapi angin puting beliung. Imbauan kami agar ini bisa diwaspadai oleh seluruh pihak," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Semarang Tuban Wiyoso, mengatakan lebih awalnya cuaca ekstrem menjangkau Jawa Tengah berbanding wilayah lain, karena cuaca di Jawa lebih didominasi oleh pengaruh angin monsun.

"Ini terjadi pada kurun waktu Desember-Februari, puncaknya Januari-Februari. Angin monsun sendiri merupakan angin yang bertiup dari Asia ke wilayah Indonesia. Seperti angin darat, yaitu angin laut tetapi skala musiman, ini dipengaruhi oleh posisi matahari," katanya.

Sementara itu, terkait dengan potensi bencana pada musim pancaroba, dikatakannya selain angin puting beliung, ada bencana lain yang wajib diwaspadai yaitu angin kencang, petir, dan hujan lebat yang datang tiba-tiba.

Mengenai daerah yang berpotensi terkena bencana tersebut, tambah Wiyoso, cenderung merata.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), menyatakan cuaca ekstrem di Indonesia akan berlangsung hingga Maret.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News