Peringatan Serius dari Prof Zubairi, yang Tidak Peduli, Risiko Tanggung Sendiri

Peringatan Serius dari Prof Zubairi, yang Tidak Peduli, Risiko Tanggung Sendiri
Ditlantas Polda Metro Jaya memasang papan pengumuman penyekatan PPKM. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Mulai muncul aksi unjuk rasa menolak kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sejumlah daerah.

Ketua Satgas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban mengatakan unjuk rasa tersebut berpotensi menimbulkan klaster baru COVID-19.

"Mengenai berkerumun untuk urusan apa pun, apakah berisiko tertular COVID-19? Iya. Berisiko tertular dan berisiko menularkan," kata Ketua Satgas COVID-19 IDI Prof Zubairi Djoerban melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (23/7).

Unjuk rasa menolak PPKM Level Empat berlangsung di beberapa daerah, salah satunya di Bandung.

Mahasiswa konvoi di jalan pusat kota, lalu berkumpul di depan Balai Kota Bandung. Selain tidak menerapkan protokol kesehatan, aksi massa juga berakhir ricuh.

Prof Zubairi mengatakan, demonstrasi selalu menghadirkan banyak orang dan cenderung mengabaikan protokol kesehatan di tengah ancaman pandemi COVID-19, dan hal itu berbahaya.

Prof Zubairi mengatakan cukup banyak orang yang terlihat sehat, padahal di dalam tubuhnya terdapat virus dan bisa menularkan ke orang lain. Jadi, apa pun alasannya berkerumun bisa menularkan COVID-19.

Banyak hal yang menyebabkan seseorang masih menolak PPKM. Salah satunya tidak memahami bahaya COVID-19.

Ketua Satgas COVID-19 PB IDI Prof Zubairi Djoerban menanggapi unjuk rasa menolak PPKM.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News