Perjuangan Dua Sahabat Asal Indonesia demi Tinggal di Australia Setelah Dihapuskannya 'White Australia Policy'

John mendapat pekerjaan dari seorang pria berkebangsaan Arab, di saat ia mencoba peruntungannya sendiri di Australia di usia 22 tahun.
"Abis sembahyang subuh, saya jalan, mencari pekerjaan di kota," kenangnya.
"Tapi waktu itu banyak [lowongan] kerjaan. Setiap datang ke tempat pekerjaan pasti dapat."
John yang berasal dari Malang mendapatkan pekerjaan pertamanya di sebuah perusahaan konstruksi yang menurutnya cukup besar di Darwin.
Mendapat pengakuan status kependudukan
Di tahun 1974, John pindah ke Adelaide, Australia Selatan di mana ia bertemu Max dan berteman dekat dengan beberapa pemuda Indonesia yang senasib dengan mereka.
Saat itu mereka memperpanjang visa turis mereka sampai habis masa berlakunya.
"Kita jadi pelarian semua. Jadi illegal immigrant [imigran gelap]," kata John.
John dan Max terus memegang status tersebut hingga mereka membaca sebuah berita di surat kabar Australia tahun 1976.
Setelah 'White Australia Policy' dihapuskan, Pemerintah Australia memberikan pengampunan bagi mereka yang status visanya sudah habis
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Realisasi Investasi Jakarta Triwulan I-2025 Capai Rp 69,8 Triliun, Tertinggi di Indonesia
- Ibas Tegaskan Indonesia dan Malaysia Tak Hanya Tetangga, Tetapi..