Perjuangan Melawan Belanda, Tutut Lihai Bikin Granat
Sebuah peristiwa nyaris merenggut nyawanya. Saat salah satu teman pabriknya membuat kecerobohan, berniat memadatkan bubuk mesiu ke dalam granat malah menimbulkan ledakan hebat.
Lima orang cacat tetap pasca ledakan itu terjadi. Mulai buta, tangannya hancur dan masih banyak lagi. Sedangkan Tutut selamat.
“Jarak saya hanya lima meter, tapi melihat ledakan langsung reflek meloncat ke balik jendela,’’ katanya.
Insiden itu tak hanya terjadi sekali atau dua kali. Cuaca di Ngawi yang relatif panas membuat ledakan granat ataupun mortir kerap terjadi.
Tak heran, jika pengelola pabrik memilih untuk memindahkan lokasi pabrik itu ke Katerban, Dungus, Madiun.
‘’Sampai akhirnya pindah lagi ke Kediri karena dianggap lebih strategis. Tapi karena terjadi kisruh perang akhirnya buyaran dan pulang ke rumah,‘’ terangnya.
Kata dia, mulai bekerja mengisi bubuk mesiu di pabrik persenjataan tidak banyak agresi militer di Ngawi. Belanda memilih menyingkir pasca terjadi perlawanan di mana-mana.
Jika tentara Belanda dalam jumlah besar datang, mereka biasa masuk ke goa persembunyian di kebun belakang pabrik maupun dekat rumahnya.
Para perempuan Ngawi, Jawa Timur, juga ambil bagian dalam perjuangan melawan agresi militer Belanda.
- Jangan Buang Pembalut Sembarangan saat Naik Gunung, Simak Tips Membersihkannya
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- 5 Tokoh Perempuan Dianugerahi Leading Women Award 2024, Ada Chief Sustainability Officer APP Group
- Hannover Messe 2024, Dirut Pertamina Tegaskan Target 25 Persen Pemimpin Perempuan
- Kiranti Wariskan Kekuatan untuk Perempuan Indonesia
- Pertamina Gandeng Perempuan Pelaku UMKM dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan