Perjuangan Melawan Belanda, Tutut Lihai Bikin Granat

jpnn.com - Para perempuan Ngawi, Jawa Timur, juga ambil bagian dalam perjuangan melawan agresi militer Belanda.
Mbah tutut warga Desa Tepas, Geneng misalnya terlibat dalam pembuatan granat dan mortil di sebuah pabrik senjata di kompleks Pabrik Gula (PG) Soedono dekat rumahnya.
‘’Niatnya hanya ingin membantu perjuangan, karena menjadi bangsa terjajah itu tidak enak,’’ kata Mbah Tutut dalam bahasa Jawa kemarin.
Mbah Tutut menuturkan terlibat dalam pembuatan senjata pejuang Indonesia sejak 1931. Saat usianya masih belasan tahun.
Meski sempat ditentang Sumo Sukadi dan Sedah kedua orang tuanya, Tutut tidak menggubrisnya. Dan tetap yakin langkahnya benar, kendati nyawanya sewaktu-waktu menjadi taruhannya.
Tak hanya karena risiko pembuatan granat dan mortir, tapi resiko ditangkap musuh. ‘’Karena salah sedikit bisa meledak granatnya, jadi harus hati-hati betul,’’ tegasnya.
Di Pabrik pembuatan granat itu dia bekerja dengan puluhan orang. Kebanyakan muda-mudi lulus sekolah rakyat.
Bekerja mulai kerja pukul 07.00 dan selesai pukul 15.00. Pekerjaannya mengisi bubuk mesiu ke granat ataupun mortir hingga siap pakai.
Para perempuan Ngawi, Jawa Timur, juga ambil bagian dalam perjuangan melawan agresi militer Belanda.
- Kisah Rina Santi, Sukses Menginspirasi Perempuan lewat Komunitas Women in Energy
- Perempuan Diajak Beraktivitas di Marina Suntastic Run 2025
- RS Siloam Skrining 1.000 Perempuan di Yogyakarta dalam 3 Hari
- Perempuan Berkarya Lintas Generasi Gelorakan Semangat Kartini Lewat Aksi Nyata
- Peringati Hari Kartini, BEM UNUSIA Soroti Kontribusi Perempuan Dalam Pembangunan Nasional
- Bikin Acara Bertema Kemandirian, KPPI: Perempuan Harus Bersama Memajukan Bangsa