Perjuangan Pak Kades Temukan Mata Air, Bisikan Gaib Leluhur

Perjuangan Pak Kades Temukan Mata Air, Bisikan Gaib Leluhur
Kastaman (kanan) menunjukkan tebing tempat penemuan mata air di Gunung Gentong, kawasan Bromo Tengger Semeru, kepada Direktur Pengembangan SDA Kemendes Arimurti Suprapto (tengah). Foto: Taufiqurrahman/Jawa Pos

jpnn.com - Setelah ada bisikan gaib dari sang leluhur, Warga Tengger dari dua desa, Jetak dan Ngadas, Kecamatan Sukapura, Probolinggo, Jatim, ini akhirnya menemukan mata air setelah bertahun-tahun didera kekeringan. Jernih mengalir dari tebing setinggi 400 meter.

Dengan bantuan dana desa dan kekuatan 250 orang, air tersebut kini mengalir gemericik ke rumah-rumah warga.

TAUFIQURRAHMAN, Probolinggo

TENGGER berarti anteng dan seger. Tapi, tiga tahun terakhir suplai air di daerah itu semakin langka. Di pagi yang berkabut Senin lalu (27/11), Kastaman menuntun konvoi jip dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menyeberangi jalan tanah yang melintasi sabana kawasan Pegunungan Bromo Tengger Semeru (BTS).

Letaknya hanya beberapa ratus meter dari situs wisata Bukit Teletubbies. Tapi jarang dikunjungi karena termasuk area Konservasi Taman Nasional BTS.

Kastaman, si kepala desa Jetak, dan Julius Kristian, camat Sukapura, sudah mengantongi izin khusus.

Setelah beberapa lama terjungkal-jungkal dalam jip yang menerobos hamparan lahan gambut basah, rombongan tiba di tepi tebing. Kabut pun mulai menyingkap lereng Teletubbies yang dipeluknya sejak pagi.

Lereng itu berjejer dari timur ke barat, bagaikan kue bolu hijau dengan irisan-irisan miring yang rapi. Posisinya di sebelah selatan kaldera Bromo.

Suatu siang, Kastaman tertidur di bawah pohon. Dia bermimpi didatangi salah seorang tokoh leluhur suku Tengger, Joko Kuncung, sang penjaga air.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News