Perluasan Hutan Bisa Dukung Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca

Perluasan Hutan Bisa Dukung Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca
Ketua Umum Forum Komunikasi Masyarakat Perhutanan Indonesia Indroyono Soesilo. Foto: APHI

Dia menyatakan, jika kebijakan Cut of Date FSC diubah, akan lebih banyak hutan tanaman di Indonesia bisa mengikuti sertifikasi FSC.

Sehingga, ungkpnya bisa mendorong perbaikan pengelolaan hutan dan memberi insentif pasar.

“Ini berarti akan lebih banyak aforestasi dan reforestasi yang dilakukan,” katanya.

Indroyono menuturkan, pemerintah Indonesia saat ini konsisten untuk melakukan upaya pencegahan deforestasi seperti sudah tertuang di dokumen Enhanced NDC dan FOLU Net Sink 2030.

"Laju deforestasi di Indonesia sudah menurun sebanyak 80 persen pada 2021-2022 jika dibandingkan dengan periode tahun 2010-2011," katanya.

Sekjen Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Purwadi Soeprihanto menyatakan keyakinannya jika kebijakan Cut of Date menjadi 31 Desember 2020 akan semakin banyak unit manajemen hutan tanaman yang bisa disertifikasi FSC dan akan mendorong perbaikan pengelolaan hutan.

Saat ini dari sekitar 11 juta hektare konsesi PBPH hutan tanaman, hanya ada 4 unit manajemen yang tersertifikasi FSC dengan luas 358.761 hektare.

"Areal PBPH dan PS adalah areal potensial untuk mendukung target FSC untuk memperluas areal hutan yang tersertifikasi," katanya.

Ketua Umum Forum Komunikasi Masyarakat Perhutanan Indonesia Indroyono Soesilo perluasan hutan bisa tercapai pengurangan dan penyerapan emisi gas rumah kaca.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News