Perluasan Hutan Bisa Dukung Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Forum Komunikasi Masyarakat Perhutanan Indonesia Indroyono Soesilo mengatakan tinjauan ulang kebijakan lembaga sertifikasi kehutanan Forest Stewardship Council (FSC) dinilai bisa memberikan insentif di dalam konsesi hutan tanaman.
Menurut dia, langkah itu juga bisa mendukung tercapainya pengurangan dan penyerapan emisi gas rumah kaca (GRK) yang tertuang dalam dokumen Enhanced National Determined Contribution (NDC) dan agenda Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.
"Pembangunan hutan tanaman menjadi bagian dari aksi mitigasi untuk mencapai target yang tertuang dalam Enhanced NDC dan FOLU Net Sink,” kata dia dalam siaran persnya, Selasa (11/10).
Adapun isi dala dokumen Enhanced NDC menyebutkan Indonesia menaikkan target penurunan emisi GRK dari 29 persen menjadi 31,89 persen tanpa syarat.
Sementara itu, pada agenda FOLU Net Sink, Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan penyerapan GRK dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya (FOLU) sudah seimbang atau lebih tinggi dibanding emisinya pada 2030.
Menurut Indroyono, saat ini hutan tanaman Indonesia terhambat untuk bisa mengikuti sertifikasi FSC.
Hal itu disebabkan lantaran ada kebijakan Cut of Date 1994.
Menurut dia, kebanyakan hutan tanaman di Indonesia baru dibangun setelah batas waktu tersebut.
Ketua Umum Forum Komunikasi Masyarakat Perhutanan Indonesia Indroyono Soesilo perluasan hutan bisa tercapai pengurangan dan penyerapan emisi gas rumah kaca.
- Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca, SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif
- Bersama Perbankan Lain, bank bjb Berkomitmen Mendukung Net Zero Emmision di Indonesia
- Nol Karbon & KPH Wilayah III Aceh Berkolaborasi, Siap Restorasi Hutan Mangrove
- Tekan Emisi Gas Rumah Kaca, PTPN III & Pertamina NRE Sepakati Komersialisasi Kredit Karbon
- Ananda Tohpati: Pulau Jawa Berperan Strategis Tekan Emisi Karbon
- Norwegia Lanjutkan Kontribusi 100 Juta Dolar AS untuk FOLU Netsink Indonesia