Perlunya Kewaspadaan Soal Kosmetik yang Banyak Dipromosikan di Medsos
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), merkuri adalah "bahan umum tapi berbahaya" yang ditemukan dalam krim dan sabun pencerah kulit.
Garam merkuri mencegah tubuh memproduksi melanin yang menyebabkan kulit lebih cerah.
Namun, merkuri dalam pencerah kulit dapat "berbahaya bagi kesehatan" dan menyebabkan ruam kulit, perubahan warna, dan bekas luka, seperti yang tertulis di situs web WHO.
Tak hanya itu, menurut WHO, merkuri juga dapat menyebabkan neuropati perifer, kerusakan saraf tepi yang menyebabkan gejala seperti kesemutan, nyeri, dan mati rasa, terutama di tangan dan kaki- depresi, dan psikosis, serta kerusakan ginjal.
Menurut situs web Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA), tingkat keparahan gejala yang timbul akibat paparan merkuri bergantung pada berbagai faktor, antara lain durasi dan tingkat paparan.
'Periksa kemasan produk'
Dr Ika menyarankan agar konsumen di Indonesia hanya menggunakan produk yang telah disetujui oleh BPOM.
"Lihat data-data yang ada di kemasan itu, dari nama produk, kemudian dari manfaat … nomor Bpomnya harus ada di kemasan," katanya.
Menurutnya, produk kecantikan cepat bisa viral di internet, dan karenanya, informasi keamanan yang up-to-date dari pihak berwenang dibutuhkan oleh konsumen.
Selama dua tahun lamanya, Nur Lenny Astia memakai krim pencerah kulit yang meninggalkan bekas luka permanen di wajahnya
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Ini Makanan Mengandung Boraks Temuan BPOM Rejang Lebong