Pernah Diusir dari Loby, Berkantor di Bawah Pohon

Pernah Diusir dari Loby, Berkantor di Bawah Pohon
Ahmad Sahroni di ruang kerjanya di Ahmad Sahroni Center jalan Gadang no 10 Tanjung Priok, Jakarta, kemarin (20 Juni 2013). Foto; Agus Wirawan / JAWA POS
Kondisi ekonomi yang pas-pasan membuat Roni tumbuh menjadi pribadi yang tidak neko-neko. Dia berprinsip tidak mau menyusahkan orang tuanya. Dia ingat ketika duduk di bangku SMP sudah mulai mencari uang sendiri dengan cara menjadi tukang semir sepatu. Hasil yang tak seberapa itu kadang digunakan untuk membeli buku tulis atau untuk membayar tiket masuk kolam renang, olahraga kesenangannya.

Selain tukang semir sepatu, anak Betawi asli ini juga mamanfaatkan payung ibunya untuk mencari uang.’’Saya jadi ojek payung kalau musim hujan,” tambahnya.

Selepas SMA, Roni langsung mencari pekerjaan di pabrik atau di kantor, namun selalu gagal. Akhirnya dia nekat menjadi sopir ’’tembakan’’ di PT Millenium Inti Sentosa --sebuah perusahaan pengisi bahan bakar minyak (BBM) untuk kapal yang ada di dekat rumahnya di Tanjung Priok. ’’Nggak ada gaji tetap, hanya dikasih uang seiklasnya saja kalau habis nganterin barang,” kata dia.

Suatu saat dia duduk-duduk di lobi kantor perusahaannya karena cuaca di luar sangat panas. Namun, seorang kerabat pemilik perusahaan tiba-tiba datang dan mengusirnya dengan kasar.

NASIB orang siapa yang tahu. Kalimat itu menggambarkan kisah hidup Ahmad Sahroni, 36,  yang dulu sopir pribadi, melesat cepat menjadi seorang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News