Pernyataan Keras Ketua PGRI soal Nasib Guru Honorer, Menggetarkan Jiwa

Pernyataan Keras Ketua PGRI soal Nasib Guru Honorer, Menggetarkan Jiwa
Massa honorer K2 unjuk rasa menuntut diangkat menjadi CPNS. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Dudung Nurullah Koswara meminta pemerintah menghentikan praktik perbudakan terhadap pendidik.

Bertahun-tahun  guru honorer jadi budak pendidikan. Kemampuan mereka dinilai rendah tetapi tenaganya tetap digunakan untuk mengisi ruang-ruang kelas kosong.

"Kasus guru Hervina yang dipecat karena unggahan gaji Rp 700 ribu dan masuknya guru CPNS, bukan kasus pertama. Kasus pemecatan guru honorer karena datangnya guru CPNS sudah terjadi puluhan tahun," kata Dudung kepada JPNN.com, Rabu (17/2).

Diceritakan Dudung, Caca Danuwijaya yang saat ini menjadi aktivis PB PGRI pernah merasakan pemecatan itu.

Yang jadi pertanyaan, haruskah ini terus berlanjut dalam dunia guru honorer?

Martabat guru honorer dan pekerjaan seorang guru honorer yang sudah belasan tahun bisa terusir oleh new comer CPNS atau PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja).

"Saya berharap derita pengusiran guru honorer dari pekerjaannya tidak berlanjut. Alangkah baik dan humanis para pejabat mengamalkan nilai-nilai Pancasila, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.

Dudung menambahkan, pemerintah harus memikirkan cara efektif dan tidak bertabrakan dengan dasar negara dan undang-undang.

Ketua PB PGRI Dudung Koswara mengingatkan, jangan ada lagi pemecatan guru honorer karena masuknya guru CPNS dan PPPK.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News