Pernyataan Presiden Macron soal Teror Keji di Gereja Nice, Lagi-Lagi Sebut Islam
Beberapa jam setelah serangan teror di Nice, polisi menembak mati seorang pria yang diduga mengancam pejalan kaki dengan pistol di Montfavet, Avignon, Prancis.
Media setempat melaporkan bahwa pelaku aksi ini juga terdengar mengucapkan kalimat takbir.
Masih di hari yang sama, seorang pria Arab Saudi ditahan kepolisian setempat setelah menusuk petugas keamanan kantor Konsulat Prancis di Jeddah.
"Sangat jelas, seluruh Prancis sedang diserang," ujar Macron.
Menurut presiden 42 tahun itu, Prancis jadi target aksi teror karena nilai-nilai yang dianutnya. "Karena kecintaan kita kepada kebebasan," lanjut dia.
Macron pun mengklaim bahwa ada pihak-pihak yang tidak senang lantaran Prancis menjamin kebebasan setiap orang untuk mempercayai apapun, tanpa perlu takut akan ancaman teror.
Seperti dalam pidato kontroversial yang menyulut kemarahan umat Islam dunia, pria yang menikahi guru SMA-nya tersebut dengan tegas mengatakan bahwa Prancis tidak akan menyerah kepada teror dan mengubah nilai-nilainya.
"Saya katakan ini sekali lagi. Kami tidak akan tunduk," pungkas Macron. (ant/BBC/dil/jpnn)
Presiden Prancs Emmanuel Macron angkat bicara soal teror keji di Gereja Notre Dame, Prancis
Redaktur & Reporter : Adil
- Tak Melulu Bisnis, Tionghoa Juga Berpartisipasi Dalam Berbagai Aspek
- Masjid Ini Bukan Milik Orang Islam, Gereja Ini Bukan Milik Orang Katolik, tetapi…
- Silaturahmi Ahlu Tarekat di Jakarta Kuatkan Fondasi Kebangkitan Islam
- Nuzulul Quran dan Tradisi-Tradisi Rutin di Masjid Keramat Luar Batang
- Zastrow Al Ngatawi: Masyarakat Jawa Telah Mengenal Puasa Sebelum Islam Datang
- Ustaz Adi Hidayat: Islam Tidak Anti dengan Seni