Pernyataan Sikap Ketum GMNI Terkait Kongres XXI Ambon
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum GMNI 2017-2019 Robaytullah Kusumah Jaya dan Sekjen Clance Teddy memberi klarifikasi terkait Kongres XXI di Ambon, Maluku.
Robaytullah mengatakan bahwa Kongres XXI di Ambon tidak berjalan kondusif dan cenderung penuh intimidasi. Bahkan, banyak oknum pengamanan yang melaksanakan tugas di luar koordinasi.
“Tindakan-tindakan sejumlah oknum pengurus DPP GMNI dinilai inkonstitusional sehingga membuat situasi internal organisasi sangat tidak kondusif. Bahkan, sejumlah DPC yang tidak menyepakati kongres dilanjutkan, disandera oleh panitia di dalam ruangan sidang,” kata Robaytullah dalam keterangan persnya, Rabu (4/12).
Ia menambahkan, berdasarkan hasil pertimbangan, pihaknya selaku SC menyatakan bahwa Kongres XXI dipindah ke hotel Amaris Kota Ambon, pada 2 Desember 2019 lalu.
DIketahui, hasil Kongres GMNI XXI di Ambon menghasilkan kepemimpinan nasional baru, yaitu Arjuna Putra Aldino sebagai Ketua Umum DPP GMNI dan Ageng Dendy sebagai Sekretaris Jenderal DPP GMNI untuk periode ke depan.
“Dengan adanya sikap ini maka kami menegaskan bahwa segala keputusan apapun yang dihasilkan oleh Kongres yang mengatasnamakan GMNI di luar Kongres yang berlangsung di Hotel Amaris tidak sah dan inkonstitusional,” ujarnya.
Sebelumnya,Kongres GMNI berakhir ricuh. Sejumlah oknum yang mengatasnamkan pengurus melakukan pemecatan kepada Ketua Umum dan Sekjen GMNI periode 2017-2019 berdasarkan sidang pleno V yang menyatakan LPJ tidak dapat dipertanggungjawabkan.(mg7/jpnn)
Ketua Umum GMNI 2017-2019 Robaytullah Kusumah Jaya mengatakan bahwa Kongres XXI di Ambon tidak berjalan kondusif dan cenderung penuh intimidasi.
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh
- GMNI Gelar Demonstrasi Desak Pengusutan Kasus Pelecehan Seksual dan Pengeroyokan
- Ketum GMNI Imbau Semua Pihak Menerima Hasil Pemilu
- GMNI Jawa Timur Serukan Pemilu Damai Tanpa Provokasi
- Ketum GMNI Menolak Gerakan Pemakzulan Presiden Jokowi
- Ketum GMNI Minta Hasto Setop Berpolemik soal Alutsista
- Ganjar: Mohon Maaf, Anda Bekerja Luar Biasa, tetapi Mungkin Tidak Masuk Kabinet