Persaingan Kandidat Ketum Golkar Kian Ketat

Persaingan Kandidat Ketum Golkar Kian Ketat
Persaingan Kandidat Ketum Golkar Kian Ketat
Salim menegaskan, dalam hal ini, figur Paloh dipandang tepat untuk memimpin Golkar, karena kemampuan komunikasinya dengan semua pihak telah teruji dan diyakini bisa mengangkat Golkar dari keterpurukan sekaligus mengembalikan masa kejayaan partai.

Sementara di tempat terpisah, calon ketua umum lainnya, Yuddy Chrisnandi, mengaku tak gentar terhadap berbagai manuver pesaingnya, seperti Paloh dan Ical, dalam mengumpulkan dukungan menjelang pelaksanaan munas. Bahkan, Ketua Departemen OKK DPP Golkar ini menegaskan tidak akan mundur dari pencalonan, meskipun hanya didukung oleh satu DPD I atau II. "Gagasan dan cita-cita saya tidak bisa diwakilkan kepada orang lain. Jadi, apapun yang terjadi, tidak akan menyurutkan langkah saya," tandasnya.

Sedangkan kandidat lainnya, Ferry Mursyidan Baldan, meminta agar Steering Committee (SC) Munas VIII tidak membuat materi Munas terkait dengan syarat pencalonan yang menimbulkan kesan aneh, apalagi jika dikesankan untuk mengganjal atau menghalangi calon tertentu. "Hal itu akan memperburuk citra Golkar dan berpotensi menjadi faktor yang memecah partai," ucapnya.

Menurutnya, ketentuan yang ada atau mengacu pada AD/ART masih bisa digunakan, dengan beberapa penyempurnaan. Prinsipnya, lanjut Ferry, sebagai partai yang sudah relatif matang, seharusnya tidak lagi ada 'keanehan' apalagi menjelang hajat nasional seperti Munas. "Harus dibangun kesan dan citra bahwa Golkar adalah partai yang memiliki sistem nilai yang kuat, sehingga tidak mengatur suatu ketentuan atas dasar situasional belaka," tegasnya. (fas/JPNN)

JAKARTA - Penyelenggaraan Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar semakin dekat. Dua kandidat kuat, masing-masing Surya Paloh dan Aburizal Bakrie,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News