Pertahankan Eksistensi, Penerbit Harus Kreatif

Pertahankan Eksistensi, Penerbit Harus Kreatif
Manajer Marketing Group Prenada Media Endah M dalam perbincangan dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat – Akademi Televisi Indonesia (LPPM-ATVI), belum lama ini. Foto: Tangkapan layar YouTube LPPM ATVI

Endah M yang sudah lebih 25 tahun bergelut di dunia penerbitan buku ini mengatakan  beberapa tahun ini, terutama ketika pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia dan Indonesia juga terdampak, maka penerbitan buku merupakan salah satu sektor yang sangat terdampak.

Situasi ini ditambah dengan berkembangnya internet dan digitalisasi yang membuat penerbtan buku cetak sangat terdampak.

“Ada celah, yaitu penerbitan melalui flatfoms digital atau e-book, tetapi potensinya masih kecil,” katanya.

Lebih lanjut dikemukakan Endah, event-event pameran buku berskala besar juga sangat bermanfaat buat penerbit untuk mempromosikan buku-bukunya, misalnya Islamic Book Fair (IBF) yang memang serig ditunggu-tunggu pencinta buku tanah air.

“Pemeran IBF atau Islamic Book Fair sangat bagus, Karena animo  pengunjung yang besar dari berbagai kalangan, berdampak sangat positif pada penjualan, disamping kita promosikan buku-buku baru,” ungkat Endah yang juga Pengurus IKAPI ini.

Endah mengaku bersyukur sebab Group Prenada Media masih terus menerbitkan buku-buku teks perguruan tinggi yang dibutuhkan masyarakat, khususnya kalangan perguruan tinggi, sehingga ikut membantu proses peningkatan mutu pendidikan tinggi di Indonesia.

“Buku kami, baik di bidang ekonomi, komunikasi, hukum, dan bidang lain, sering jadi bahan bacaan wajib. Kami senang sekali,” ungkapnya.

Namun demikian, kegalauan tidak bisa dia hindari dalam menghadapi naik-turunnya penjualan buku yang diterbitkan Prenada, terutama soal pembajakan.

Penerbit harus kreatif dalam mempertahankan eksistensinya menerbitkan buku-buku yang menjadi andalan untuk penjualan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News