Pertama Kali Terjadi, Suhu di Arktik Tidak Pernah Sepanas Ini Sebelumnya

Pertama Kali Terjadi, Suhu di Arktik Tidak Pernah Sepanas Ini Sebelumnya
Aktivis dan pegiat lingkungan Mya-Rose Craig, 18 tahun, membawa papan dengan tulisan "mogok pemuda untuk iklim" sambil duduk di bongkahan es terapung di tengah Samudra Arktik, ratusan mil di atas Lingkaran Arktik, Minggu (20/9/2020). Foto: ANTARA FOTO/REUTERS/Natalie Thomas/AWW/djo

jpnn.com, JENEWA - Gelombang panas berkepanjangan mengakibatkan suhu di Arktik mencapai 38 derajat Celcius tahun lalu. Sebuah peringatan tentang intensitas pemanasan global.

Rekor suhu tertinggi itu dipastikan oleh badan PBB, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), Selasa.

Verkhoyansk, kota yang diterjang suhu terpanas pada 20 Juni 2020 itu, terletak 115 km arah utara dari Lingkar Arktik –wilayah yang menghangat lebih dari dua kali lipat dari rata-rata suhu global.

Suhu panas yang ekstrem itu menyulut kebakaran hutan dan tundra di sepanjang Rusia bagian utara, bahkan menghanguskan lahan gambut yang biasanya tergenang air dan melepaskan emisi karbon dengan jumlah yang mencetak rekor.

"Kemungkinan, sangat mungkin, suhu ekstrem yang lebih tinggi akan terjadi di wilayah Arktik di masa datang," kata WMO dalam pernyataan.

Rekor suhu di Arktik itu menjadi salah satu fokus penyelidikan WMO tentang cuaca ekstrem ketika perubahan iklim melepaskan badai dan gelombang panas yang tak tertandingi.

Karena catatan tentang Arktik merupakan kategori baru, data tersebut perlu dibandingkan dengan catatan-catatan lain sebagai bagian dari proses verifikasi yang kuat dan melibatkan jaringan relawan.

Data tersebut kini dimasukkan secara resmi ke Arsip Cuaca dan Iklim Ekstrem Dunia –semacam Rekor Dunia Guiness untuk cuaca– yang juga mencakup batu hujan es terbesar dan kilatan petir terpanjang.

Rekor suhu tertinggi di Arktik itu dipastikan oleh badan PBB, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) pada Selasa (14/12).

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News