Pertamina Ingin Harga Solar dan Premium Naik Juli

Dengan kondisi itu, Pertamina harus menambal Rp 450 per liter pada penjualan premium dan Rp 1.150 per liter pada solar.
Kondisi tersebut dialami perseroan sejak kisaran tahun lalu. Pemerintah sudah tidak menyubsidi premium.
Subsidi solar pun hanya diberikan secara terbatas. Namun, bersama minyak tanah, premium dan solar merupakan jenis BBM yang harganya diatur pemerintah.
Iskandar melanjutkan, harga minyak juga masih berpeluang naik karena adanya Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) untuk mengurangi produksi minyak.
”Ya kalau harga minyak meningkat terus, kami minta penyesuaian BBM. Tapi, kalau harga minyak tidak jadi turun, ya tidak usah ada penyesuaian. Harga minyak ini kan memang tidak bisa diprediksi,” katanya.
Pertamina berharap penyesuaian harga BBM bisa dilakukan Juli mendatang. Harga solar dan premium saat ini belum berubah sejak April 2016.
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menilai harapan Pertamina itu masih wajar.
”Kalau dilihat dari sisi perusahaan, sebetulnya perlu ada penyesuaian harga. Karena memang harga jual sekarang tidak berubah sejak beberapa bulan belakangan. Padahal, harga minyak masih tinggi,” ujarnya kepada Jawa Pos, Kamis (25/5).
Harga bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dan premium berpeluang naik lagi.
- Pertamina Patra Niaga Pastikan Stok Avtur Penerbangan Haji 2025 Aman
- Program DEB Pertamina Dorong Produksi Pangan Desa
- Ini Kontribusi Pertamina untuk Sektor Pendidikan Menuju Indonesia Emas 2045
- PHE Catatkan Kinerja Positif, Produksi Migas Capai 1,04 Juta Barel Setara Minyak per Hari
- Harga BBM Pertamina Turun, Cek Daftar Lengkapnya!
- Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Tinjau Operasional PHM, Dorong Produksi Energi Nasional