Pertamina Kebut Proyek Senilai Rp 500 Triliun

’’Strategi itu ditempuh agar terjadi percepatan pembangunan di keenam proyek,’’ ujarnya.
Biasanya, tutur Rachmad, waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan seluruh tahapan proyek mencapai 5–6 tahun.
Tahapan yang dapat dipercepat adalah BED dan FEED dari awalnya dua tahun menjadi setahun. Demikian pula prakualifikasi dan kualifikasi EPC.
Pertamina tidak perlu menunggu FEED selesai seratus persen untuk memulai proses prakualifikasi dan kualifikasi pelaksana proyek.
’’Saat proses FEED sudah mencapai 60 persen, prakualifikasi dan kualifikasi EPC sudah bisa dimulai,’’ jelas Rachmad.
Untuk menyiasati waktu pengadaan material yang biasanya lama, Pertamina melakukan pembelian secara langsung kepada manufaktur lewat proses tender terbatas.
’’Semua pekerjaan itu akan diawasi ketat dan harus tercipta koordinasi yang solid antarbagian,’’ tuturnya.
Saat ini, Pertamina telah mengoperasikan enam kilang minyak berkapasitas 1,05 juta barel per hari.
PT Pertamina (Persero) berupaya merampungkan pengembangan dan pembangunan enam kilang minyak.
- Pertamina Patra Niaga Pastikan Stok Avtur Penerbangan Haji 2025 Aman
- Program DEB Pertamina Dorong Produksi Pangan Desa
- Ini Kontribusi Pertamina untuk Sektor Pendidikan Menuju Indonesia Emas 2045
- PHE Catatkan Kinerja Positif, Produksi Migas Capai 1,04 Juta Barel Setara Minyak per Hari
- Harga BBM Pertamina Turun, Cek Daftar Lengkapnya!
- Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Tinjau Operasional PHM, Dorong Produksi Energi Nasional