Pertamina Sustainable Aviation Fuel Menjadi Bukti Transisi Energi Industri Aviasi
SAF memiliki banyak keunggulan salah satunya emisi yang lebih rendah dibandingkan bahan bakar berbasis fosil pada umumnya.
Penggunaan bahan bakar ramah lingkungan pada industri penerbangan, nantinya juga akan diwajibkan di tahun 2026 sesuai Framework CORSIA (Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation) dari International Civil Aviation Organization, di mana regulasi tersebut pada tahun ini masih pada fase Voluntary Pilot Phase.
“Keberhasilan Pertamina memproduksi SAF menjadi yang pertama di regional Asia Tenggara," Nicke.
Dia menyampaikan Pertamina SAF diproyeksikan menjadi produk ramah lingkungan yang dapat segera dipasarkan kepada pelaku bisnis penerbangan (Airliner) sekaligus sebagai bukti konsistensi Pertamina dalam pengembangan green energy di Indonesia dan berkontribusi pada program dekarbonisasi.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s).
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (mrk/jpnn)
Pertamina Sustainable Aviation Fuel akan diluncurkan melalui misi kolaboratif antara Pertamina dan penerbangan komersial Garuda pada hari ini, Jumat (27/10)
Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi
- Pertamina Sebut Pertamax Green 95 Bukan untuk Menggantikan Pertalite
- Rumah BUMN Pekanbaru Raih Penghargaan Internasional dari Global Business Magazine
- Megajaya.co.id Kembali Buka Gerai di Blustru, Berkonsep Inovatif
- Tambah 2 Kapal Tanker Gas Raksasa, PIS Jadi 'Top Tier' Pengangkut LPG Asia Tenggara
- Seragam Baru
- Menuju NZE, PT Sasa Gandeng Suryanesia untuk Pemakaian Instalasi PLTS Atap