Pertikaian Terjadi Saat Diplomat RI Diwawancarai Wartawan di Samoa

Pertikaian Terjadi Saat Diplomat RI Diwawancarai Wartawan di Samoa
Pertikaian Terjadi Saat Diplomat RI Diwawancarai Wartawan di Samoa

Dua diplomat Indonesia terlibat pertikaian verbal dengan sejumlah wartawan di Samoa, Kepulauan Pasifik, setelah salah satu wartawan dinilai bersikap agresif saat melontarkan isu Papua. Kejadian tersebut berlangsung ketika Forum Kepulauan Pasifik (PIF) digelar di Kota Apia, Samoa, awal September ini.

Berbicara kepada program Pacific Beat Radio Australia pada hari Selasa (12/9/2017), wartawan Samoa dari Talamua Media, Lagi Keresoma, mengatakan, sikap agresif dari salah satu wartawan muncul ketika dua diplomat RI - yakni Duta Besar (Dubes) untuk Selandia Baru, Samoa dan Tonga, Tantowi Yahya serta Franz Albert Joku - menolak untuk membicarakan masalah Papua.

Lagi Keresoma berada dalam sesi wawancara wartawan dengan dua diplomat RI di sebuah lobi hotel di Apia, Samoa, ketika pertikaian berlangsung.

"Tiga dari kami yang (awalnya) bersama mereka (dua diplomat RI) berbicara tentang perdagangan. Kemudian kami bertanya soal isu di Papua, tapi mereka tidak mau membicarakan masalah itu di forum (PIF) tersebut. Mereka tak mau forum teralihkan oleh isu ini. Karena sebenarnya mereka (Indonesia) diundang sebagai mitra pembangunan," tutur Lagi.

Saat itulah, tambah Lagi, salah satu wartawan mengamuk. "Dia lalu bertanya apa hak delegasi Indonesia untuk menentukan agenda para pemimpin Pasifik?" jelasnya.

"Pertanyaan itu membuat Franz Albert Joku marah. Kemudian salah satu wartawan yang ada bersama kami lanjut melontarkan pertanyaan itu, menanyai isu hak asasi manusia di Papua, bertanya tentang pelarangan masuk wartawan (ke Papua), dan itu berkembang menjadi semakin buruk," tambah Lagi.

Menurut penuturan Lagi, Franz lantas mulai melontarkan kalimat yang menantang para pemimpin Pasifik. "Kemana mereka (pemimpin Pasifik) ketika rakyat Papua membutuhkan pertolongan mereka di era 1950-60an. Memang bukan isu baru. Mereka meminta pertolongan, tapi tak ada pihak di Pasifik yang menjawab bahkan Australia dan Selandia Baru."

"Jadi mereka bertanya kepada kami, mengapa tiba-tiba mereka tertarik dengan isu Papua sekarang ini," sambungnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News