Pertiwi Indonesia Menggelar Aksi Dukung Kebaya Masuk UNESCO
Pertiwi Indonesia sendiri merupakan organisasi perempuan yang memiliki cabang di berbagai daerah di Indonesia.
Hal senada diungkapkan Ketua Bidang Budaya Pertiwi Indonesia, Miranti Serad. Kebaya bisa mempersatukan Indonesia karena tak lekang zaman dan menembus berbagai kelas sosial.
Sejak sejak zaman nenek moyang, kebaya digunakan dalam berbagai kalangan termasuk perempuan muslimah yang memadukannya dengan kerudung.
“Penggunaan kebaya juga bernilai ekonomi karena mampu meningkatkan pendapatan pengrajin yang sebagian besar adalah UMKM,” katanya.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga turut serta di acara itu mendukung gerakan tersebut.
Menurut dia, ribuan perempuan berkebaya yang memadati acara tersebut jadi bukti betapa mereka bangga dan cinta pada kebaya.
Selain itu, kebaya juga tidak hanya digunakan dalam acara formal. Buktinya, seiring perkembangan zaman, kebaya tetap bisa digunakan dalam berbagai acara termasuk untuk berolahraga.
Ketua Umum Perempuan Berkebaya Indonesia Rahmi Hidayati mengatakan usulan untuk membawa kebaya ke UNESCO sudah muncul dalam keputusan Kongres Berkebaya Nasional yang diadakan organisasinya tahun lalu.
Kebaya bisa dikembangkan untuk membangkitkan kebanggaan, kecintaan pada tanah air dan menjadi pengikat persatuan serta kerukunan dalam masyaraka
- UNESCO Jadikan Arsip Pabrik Indarung 1 Semen Padang sebagai Memory of The World Asia Pasifik
- Warga Mesir Ingin Menduniakan Bahasa Indonesia, Animonya Tinggi
- 70 Tahun Kerja Sama Ukraina-UNESCO, Kesedihan & Keberanian Melindungi Budaya
- Uni-Charm Aktif Dukung Wanita Indonesia untuk Aktualisasikan Potensi Demi Tingkatan Peranan
- WRP Ajak Perempuan Indonesia Tampil Lebih Percaya Diri
- Pendidikan Inovatif: Lima Langkah Bersama UNESCO