Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2015, Ini Proyeksi World Bank

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2015, Ini Proyeksi World Bank
Uang di Bank. Foto ilustrasi.dok.Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA - Hingga pengujung tahun, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi tidak akan menembus 5 persen. Pada triwulan I dan II, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tercatat stagnan di kisaran 4,7 persen.

World Bank pun tidak mengubah proyeksi pertumbuhan Indonesia hingga akhir tahun yang hanya 4,7 persen. Meski begitu, World Bank meyakini pertumbuhan triwulan III bakal lebih baik jika dibandingkan dengan sebelumnya.

Ekonom utama World Bank Ndiame Diop mengatakan, ekonomi Indonesia pada kuartal III diprediksi tumbuh tipis 4,8 persen. Hal itu didorong penyerapan anggaran belanja negara yang terus menanjak hingga 21,4 persen.

Angka tersebut lebih tinggi daripada periode yang sama tahun lalu. "Ekspektasi kami, baseline-nya 4,8 persen,'' katanya di The Energy Building, Jakarta, kemarin.

Diop melanjutkan, penyerapan belanja negara yang terus terakselerasi dapat menunjang pertumbuhan ekonomi. Selain itu, pada September dan Oktober, pemerintah merilis serangkaian paket kebijakan ekonomi terkait dengan deregulasi untuk kemudahan berusaha, pencegahan PHK, sampai peningkatan ekspor.

"Upaya-upaya untuk membantu dunia usaha dan masyarakat serta reformasi regulasi sangat membantu. Begitu pula berbagai upaya reformasi lainnya. Ini akan memperkuat iklim investasi dan mendorong pertumbuhan," ujarnya.

Namun, upaya pemerintah itu tidak bakal maksimal akibat kondisi perekonomian global yang belum juga membaik. Prospek pertumbuhan Tiongkok yang masih lemah, ditambah ketidakpastian terkait normalisasi kebijakan moneter AS, diprediksi memberikan kontribusi negatif bagi pertumbuhan Indonesia. Karena itu, World Bank memproyeksikan pertumbuhan Indonesia tahun ini hanya 4,7 persen.

Tahun depan World Bank memperkirakan pertumbuhan PDB Indonesia 5,3 persen. Meski proyeksi tersebut membaik jika dibandingkan dengan tahun ini, Diop menuturkan, hal itu masih disertai sejumlah risiko. Di antaranya, kemungkinan naiknya suku bunga AS, perlambatan di negara-negara mitra dagang seperti Tiongkok, pelemahan di sektor swasta akibat depresiasi nilai tukar, hingga adanya kemarau panjang.

JAKARTA - Hingga pengujung tahun, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi tidak akan menembus 5 persen. Pada triwulan I dan II, pertumbuhan produk

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News