Perupa Dadang Christanto Mengubah Sekolah Jadi Galeri Seni

Dadang pernah sangat terinspirasi dengan seni lukis titik (dot painting) orang aborijin.
“Tapi itu lebih kepada inspirasi artistik daripada isi. Saya merasa dekat dengan batik karena latar belakang keluarga usaha batik. Jadi inspirasi artistik, secara tematik tidak.”
Bila membandingkan kondisi politik, menurut Dadang, Indonesia masih seperti tanah liat.
“Masih bisa dibentuk. Meski saya tidak punya kekuatan untuk membentuk, tapi masih bisa berpartisipasi. Politik Indonesia lebih seru.”
Meski begitu, Dadang tidak mau kembali untuk aktif di kancah kesenian Indonesia.
“Indonesia bukan masanya saya lagi. Sekarang eranya anak muda. Kalau saya masuk lagi akibatnya akan jelek buat saya sendiri. Secara pribadi, ambisi saya tidak besar lagi.”
Dadang masih ingin bertahan di Australia karena alasan personal yaitu kedua anaknya, Gunung dan Embun.
Sejak berpisah dengan istrinya Dadang jarang berhubungan dengan anaknya. Ia berharap seiring keduanya semakin dewasa hubungan mereka terpulihkan.
Setahun berkelana, ia melewati Grevillia yang berjarak 125 kilometer dari Byron Bay, kota tujuan wisata yang terkenal karena festival musik.
- Jatim Sediakan 40 Ribu Beasiswa untuk Berantas Putus Sekolah
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Prabowo Bakal Digitalisasi Sekolah, Siswa Bisa Belajar Dari Layar Televisi
- Sekolah Langganan Banjir Membuat Sudut Baca Digital
- Sentil Pemerintah Daerah, Prabowo Singgung Soal Jumlah Toilet di Sekolah
- Mendikdasmen: Presiden akan Berikan Smart Board, Pembelajaran Lebih Asyik