Perusahaan Tolak Beli Sawit Warga

Perusahaan Tolak Beli Sawit Warga
Perusahaan Tolak Beli Sawit Warga

Warga khawatir, jika kondisi itu berlangsung lama akan berdampak pada sekolah anak-anak mereka. Sebab menurut Yanto, tidak menutup kemungkinan sekolah ataupun kuliah anak-anak mereka akan dihentikan. Karena memang tidak ada lagi uang untuk membiayai kebutuhan anak mereka. “Untuk hidup saja susah, bagaimana bisa membiayai anak sekolah,” keluhnya.

Sementara itu, di Sungai Bahar, PKS milik PTPN VI  membeli buah kelapa sawit petani non plasma di bawah standar harga yang ditetapkan provinsi. Akibatnya, terjadi gejolak di masyarakat. Untuk mengantisipasi keresahan warga dan hal-hal yang tidak diinginkan, Dishutbun Muarojambi berencana memanggil seluruh pimpinan perusahaan kepala sawit yang beroperasi di wilayah Muarojambi, Senin mendatang.

Kepala Dinas Hutbun Muarojambijambi, Budi Hartono mengatakan,  pemanggilan tersebut terkait keluhan masyarakat di berbagai tempat, tentang penolakan PKS untuk membeli sawit mereka yang bukan non plasma. “Nanti dalam pertemuan tersebut, kita akan ajak berembuk, antara Apkesindo dan para pimpinan perusahaan, untuk mengambil jalan tengah menyelesaikan masalah ini,” katanya Rabu (14/11) lalu.

Menurut Budi, beberapa alasan penolakan dari perusahaan telah dia terima. Rata-rata, perusahaan menyatakan tanki CPO mereka telah penuh. Sehingga mereka tidak bisa lagi menampung sawit warga. Terutama sawit petani non plasma. “Karena mau ditempatkan di mana lagi sawit tersebut, sementara tanki-tanki mereka sudah penuh. Itu alasan mereka,” ungkapnya.

SENGETI– Petani kelapa sawit (non plasma) makin resah. Selain harga tandan buah segar (TBS) yang makin anjlok (Rp200-500 perkilo), sejumlah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News