Pesan Kakanwil Bea Cukai Aceh Untuk Awak Kapal Patroli BC 60001

Pesan Kakanwil Bea Cukai Aceh Untuk Awak Kapal Patroli BC 60001
Foto: kiriman dari Bea Cukai

jpnn.com, ACEH BESAR - Aceh merupakan provinsi paling barat di Indonesia yang rawan terhadap penyelundupan dan perdagangan ilegal, terutama melalui jalur laut.

Wilayah lautnya selalu ramai dilintasi kapal niaga antarnegara. Secara geografis, Aceh dekat dengan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India, berbatasan dengan Samudra Hindia di sebelah barat, Selat Malaka di sebelah timur, di sebelah utara terdapat Pulau Rondo yang merupakan pulau paling luar wilayah Aceh.

Salah satu misi Bea Cukai, yakni menjaga perbatasan dan melindungi masyarakat Indonesia dari penyelundupan dan perdagangan ilegal, diwujudkan Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Aceh dengan menggelar Operasi Patroli Laut Terpadu Jaring Sriwijaya gelombang kedua periode II pada tahun 2020.

Bersinergi dengan Pangkalan Sarana Operasi (PSO) Bea Cukai Tanjung Balai Karimun (TBK), tim patroli laut Kanwil Bea Cukai Aceh menggunakan kapal patroli BC 60001.

Tercatat 27 orang anak buah kapal (ABK) gabungan dari Kanwil Bea Cukai Aceh dan PSO BC TBK berpatroli pada Sabtu sampai dengan Minggu tanggal 30-31 Mei 2020.

Wilayah patroli laut meliputi sepanjang pesisir pantai timur di Aceh Besar sampai dengan Pulo Rondo yang secara administratif masuk wilayah Kotamadya Sabang.

Kakanwil Bea Cukai Aceh, Safuadi menyampaikan pesan kepada ABK kapal patroli BC 60001 untuk tetap menjaga inovasi dan meningkatkan kreativitas dalam pelaksanaan tugas yang diemban guna menjadikan Bea Cukai makin baik serta menjaga semangat untuk bertugas menjaga Indonesia dari penyelundupan dan perdagangan barang ilegal yang masuk ke Indonesia.

Selain itu, Safuadi juga menyampaikan pesan dalam meningkatkan pengawasan.

Tim patroli laut Kanwil Bea Cukai Aceh menggunakan kapal BC 60001 menjaga perbatasan dan melindungi Indonesia dari penyelundupan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News